Ulama dan Ahli Tafsir, Sheikh Muhammad ‘Ali al Shaabuni Wafat

Istambul, MINA – Sheikh Muhammad Ali al Shaabuni, Pengarang buku-buku tafsir kontemporer legendaris (Shofwatu al Tafaasir, Rawa’iul Bayaan fi Tafsiir al Qur’an, Mukhtashar Tafsir Ibnu Katsir, dan Tafsiir Ayaat al Ahkaam) berpulang ke rahmatullaah Jumat (19/3) pagi waktu .

Ulama sepuh dunia pakar tafsir ternama Sheikh Muhammad ‘Ali Ash-Shabuni diusia lebih dari 91 Masehi atau sekitar 93 Hijriyah. Nama lengkapnya adalah Muhammad Ali bin Jamil Ash-Shabuni. Ia dilahirkan di Kota Aleppo, Suriah, pada tahun 1930. Namun, beberapa sumber ada yang menyebutkan Ash-Shabuni dilahirkan tahun 1928.

Syekh Ali Ash-Shabuni merupakan seorang ulama dan ahli tafsir yang terkenal karena ilmu dan sifat wara’ yang dimilikinya.

Ash-Shabuni dibesarkan di tengah-tengah keluarga terpelajar. Ayahnya, Syekh Jamil, merupakan salah seorang ulama senior di Aleppo.

Ia memperoleh pendidikan dasar dan formal mengenai bahasa Arab, ilmu waris dan ilmu-ilmu agama di bawah bimbingan langsung sang ayah.

Sejak usia kanak-kanak, ia sudah memperlihatkan bakat dan kecerdasan dalam menyerap berbagai ilmu agama. Di usianya yang masih belia, ia telah berhasil menghafal seluruh juz dalam Alquran.

Menyelesaikan studinya di Universitas Al-Azhar hingga level Takhasus 1954 M.

Beliau menghabiskan lebih dari 30 tahun hidupnya untuk mengajar di Makkah Al-Mukarramah.

Banyak murid-muridnya yang menjadi Kyai, ulama, dan tokoh agama di negerinya, termasuk murid-murid beliau di Indonesia.

Selain menimba ilmu kepada sang ayah, Ash-Shabuni juga pernah berguru kepada sejumlah ulama terkemuka di Aleppo. Di antara ulama-ulama Aleppo yang pernah menjadi gurunya adalah Syekh Muhammad Najib Sirajuddin, Syekh Ahmad Al-Shama, Syekh Muhammad Sa’id Al-Idlibi, Syekh Muhammad Raghib al-Tabbakh, dan Syekh Muhammad Najib Khayatah.

Untuk menambah pengetahuannya, ia juga kerap mengikuti kajian-kajian para ulama lainnya yang biasa diselenggarakan di berbagai masjid.

Setelah menamatkan pendidikan dasar, Ash-Shabuni melanjutkan pendidikan formalnya di sekolah milik pemerintah, Madrasah Al-Tijariyya. Di sini ia hanya mengenyam pendidikan selama satu tahun. Kemudian ia meneruskan pendidikan di sekolah khusus syariah, Khasrawiyya, yang berada di Aleppo.

Saat bersekolah di Khasrawiyya, ia tidak hanya mempelajari bidang ilmu-ilmu Islam, tetapi juga mata pelajaran umum. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan di Khasrawiyya dan lulus tahun 1949. (R/R8/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.