Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ulama dan Aktivis Pejuang Baitul Maqdis Deklarasikan Aksi Bela Al-Aqsha

Rana Setiawan - Ahad, 4 Maret 2018 - 12:41 WIB

Ahad, 4 Maret 2018 - 12:41 WIB

134 Views

(Foto: Istimewa)

(Foto: Istimewa)

Jakarta, MINA – Ulama dan Aktivis Pejuang Baitul Maqdis, sebagai wadah para pejuang pembebasan Palestina, menegaskan kewajiban membela Masjid Al-Aqsha di Baitul Maqdis (Yerusalem) dengan usaha yang maksimal dan sesuai keadaan masing-masing, baik dari segi edukasi penyadaran maupun hingga jihad harta.

Ulama dan Aktivis Pejuang Baitul Maqdis juga menyerukan kepada umat lslam dan pemimpin dunia agar bersungguh-sungguh memperjuangkan penolakan terhadap pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) dari Tel Aviv ke Yerusalem pada 14 Mei 2018.

“Bahkan pada 14 Mei 2018 nanti, AS berencana meresmikan Kedutaannya di Baitul Maqdis. Langkah ini adalah bentuk pelecehan terhadap dunia Islam karena pemindahan itu bertepatan dengan hari di mana penjajah Israel mendirikan negara ilegalnya,” tegas KH Bachtiar Nasir Pimpinan AQL Islamic Center dalam temu media “Deklarasi Persatuan Ulama dan Aktivis Pejuang Baitul Maqdis” di Jakarta, Sabtu (3/3).

Dia menjelaskan pelecehan terhadap Baitul Maqdis kian meningkat dari tahun ke tahun. Bachtiar Nasir menegaskan, jika AS meresmikan kedutaannya di Yerusalem maka para ulama dan aktivis pejuang Baitul Maqdis siap untuk menggelar aksi yang massif.

Baca Juga: Hikmah Kisah Maryam, Usaha Maksimal untuk Al-Aqsa

Relokasi kedutaan menjadi prioritas utama Amerika Serikat (AS) setelah Presiden Donald Trump mengumumkan keputusan untuk mengakui Yerusalem sebagal ibu kota negara penjajah Israel pada Desember tahun lalu.

Menurut laporan media AS, Duta Besar AS untuk Israel telah menerima banyak tawaran dari donatur Yahudi yang bersedia mendanai bangunan baru untuk proyek tersebut.

Trump juga mempertimbangkan untuk menerima sumbangan dari pemilik kasino dan tokoh bisnis terkenal Sheldon Adelson, yang berasal darl keluarga Yahudl, untuk membantu mendanai proyek tersebut.

Deklarasi Persatuan Ulama dan Aktivis Pejuang Baitul Maqdis disampaikan pada Silaturahim Nasional Ulama dan Aktivis Pejuang Baitul Maqdis yang dihadiri ratusan peserta yang terdiri dari ulama, aktivis, lembaga kemanusiaan dan wartawan yang digelar di Jakarta, Sabtu 3 Maret 2018.

Baca Juga: Perintah Membaca Sebelum BebasKan Al-Aqsa

Bachtiar Nasir yang juga Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) mengatakan kegiatan ini digelar untuk menyatukan barisan para pejuang pembebasan Palestina.

“Umumnya elemen pejuang Baitul Maqdis masih berjalan sendiri-sendiri. Masih terjadi kurangnya komunikasi di antara kita,” jelas ulama yang akrab disapa UBN.

Ketua Spirit of Aqsa itu juga menilai masih sedikit ulama yang serius dalam memperjuangkan pembebasan Al-Quds. Kalaupun ada, masih berjalan sendiri-sendiri dan bersifat sporadis. “Jadi acara ini untuk menyemangati kembali para ulama dan dai,” terang UBN.

Peduli Ghouta Suriah

Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H

Selain itu, Ulama dan Aktivis Pejuang Baitul Maqdis juga fokus memberikan perhatian pada krisis kemanusiaan yang terus berlangsung di belahan dunia Islam lainnya, khususnya Suriah. Serangan dan blokade masih setia menghinggapi jutaan orang. Dalam kondisi tak berdaya sekalipun, mereka tetap menjadi target dari arogansi para pemimpin zalim.

“Anak-anak, wanita, dan orangtua pun menjadi korban. Sedangkan, tempat ibadah, panti asuhan, dan fasilitas kesehatan yang harusnya steril pun tak luput dari sasaran,” kata

Di Ghouta Timur, Suriah, serangan yang dilakukan oleh rezim Assad dan pendukungnya telah membunuh 674 warga sipil dalam dua pekan terakhir, menurut laporan White Helmets. lronisnya, Ghouta Timur, yang didiami oleh 400.000 jiwa, telah dikepung selama lima tahun terakhir dan diputus dari akses kemanusiaan.

Oleh karena itu, Ulama dan Aktivis Pejuang Baitul Maqdis menyerukan kepada umat Islam di Indonesia maupun luar negeri, serta pemimpin dunia untuk berjuang sekuat mungkin menghentikan kejahatan kemanusiaan di Suriah, khususnya di Ghouta.

Baca Juga: Polisi Amankan Uang Rp150 M dari Kasus Judol

“Meskipun, Dewan Keamanan PBB sudah menyepakati gencatan senjata di Suriah, serangan rezim Bashar Assad dan Rusia ternyata tetap tidak berhenti. lni jelas pelanggaran serius terhadap hukum internasional,” ujar Bachtiar. (L/R01/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Polisi Tangkap Satu DPO Kasus Judol, Uang Rp5 M Diamankan

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Internasional
Internasional
Palestina