ULAMA: DOSA DAN MAKSIAT BISA MENGHAMBAT REZEKI

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk. H. Faisal Ali.(Foto: KWPSI)
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan (MPU) , Tgk. H. Faisal Ali.(Foto: KWPSI)

Banda Aceh, 15 Syawwal 1436/31 Juli 2015 (MINA) – Allah menciptakan semua makhluk telah sempurna dengan pembagian rezekinya. Tidak ada satu pun yang akan ditelantarkan-Nya, termasuk kita. Karena itu, kita yang sudah, Allah jamin pemenuhannya.

Namun jika berbuat dan , bisa saja menghambat datangnya rezki dari Allah, ungkap Tgk Faisal Ali saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Rabu (29/7) malam.

“Ada banyak penyebab atau kondisi yang menyebabkan Allah menahan rezeki yang bersangkutan. Di antaranya karena dosa dan maksiat yang dilakukan seseorang hamba,” ujarnya.

Menurut Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh itu, dosa adalah penghalang utama datangnya rezki tersebut.

Ia menyebutkan, yang dibutuhkan adalah mau atau tidak kita mencarinya, yang lebih tinggi lagi benar atau tidak cara mendapatkannya.

Rezeki tentu bukan sekedar uang. Ilmu, kesehatan, ketenteraman jiwa, pasangan hidup, keturunan, nama baik, persaudaraan, ketaatan termasuk pula rezeki, bahkan lebih tinggi nilainya dibanding uang.

Walau demikian, ada banyak orang yang dipusingkan dengan masalah pembagian rezeki ini. Seperti banyak yang mengeluh sulit mendapatkan rezeki karena sejumlah persoalan, paparnya.

Ia menyebutkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam yang menyatakan, “Sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki disebabkan oleh perbuatan dosanya.” (HR Ahmad).

“Jika dosa menyumbat aliran rezeki, maka taubat akan membukanya. Karena itu, bila rezeki terasa susah, perbanyaklah taubat, dengan hati, ucapan dan perbuatan kita serta memperbanyak ibadah,” jelas ulama yang akrab disapa Abu Sibreh ini.

Pimpinan Dayah Mahyal ‘Ulum Al Aziziyah Sibreh itu menambahkan, maksiat dan kecurangan dalam mencari nafkah, entah itu korupsi (waktu, uang), memanipulasi timbangan, praktik mark-up, dan lainnya akan membuat rezeki kita tidak berkah.
“Mungkin uang kita dapat, namun berkah dari uang tersebut telah hilang,” ujarnya.

Ciri rezeki yang tidak berkah itu mudah dikeluarkan untuk hal sia-sia, tidak membawa ketenangan, sulit dipakai untuk taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala serta membawa penyakit baik itu penyakit lahir maupun penyakit batin (iri, dengki, dan lain-lain).

Bila kita terlanjur melakukannya, segera bertabat dan kembalikan harta tersebut kepada yang berhak menerimanya.

Enggan bersedekah juga menjadi faktor penghambat rezeki. Padahal, sedekah adalah penolak bala, penyubur kebaikan serta pelipat ganda rezeki. Sedekah bagaikan sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji.

Lebih lanjut Tgk. Faisal Ali juga menyebutkan beberapa penyebab lainnya yang bisa menghambat rezeki seperti tidur di pagi hari usai shalat subuh, banyak tidur dari pada bekerja, tidur dalam keadaan telanjang, rumah yang kotor dengan sarang laba-laba, makan dalam keadaan junub serta berjalan tidak sopan di depan orang yang lebih tua.

Pengajian perdana KWPSI usai libur bulan puasa Ramadhan 1436 Hijriah itu diawali dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an oleh Tgk. Takdir Feriza Hasan S.Pdi, yang meraih juara I pada Cabang Tilawah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional di Turki.

Usai pengajian, juga dilanjutkan dialog dan silaturrahmi dengan ormas-ormas Islam dalam upaya menyamakan persepsi untuk memperkuat implementasi nilai-nilai syariat Islam di Aceh.(T/R05/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA) 

Comments: 0