Jakarta, 1 Rajab 1436/19 April 2015 (MINA) – Ulama dan Pembina Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, KH. Abul Hidayat Saerodjie mengatakan, kematian adalah “gerbang” menuju hidup abadi.
Hal itu disampaikan oleh Abul Hidayat dalam ceramahnya di kediaman pakar pendidikan Profesor Tian Belawati di Kompleks Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Ahad (19/4).
“Orang bijak, cerdas, adalah orang yang ketika (hidup) di dunia memenej langkah-langkah dalam hidupnya, kemudian dia beramal untuk hari setelah kematian, karena kematian adalah gerbang menuju keabadian,” kata Abul Hidayat.
Salah satu Pimpinan Pusat Jamaah Muslimin (Hizbullah) ini mengatakan pula, ketika kenikmatan fisik sudah “ditarik” dan manusia memasuki masa tua, maka manusia harus mengganti kenikmatan masa mudanya dengan kenikmatan rohani.
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.
Di dalam Islam, usia 40 tahun adalah masa manusia mulai memasuki usia tua.
“Pada usia tua, kita harus mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Allah,” katanya.
Menurutnya, semakin tua manusia seharusnya pikiran, amalan dan kedekatannya kepada Allah semakin matang.
“Tidak sama ahli surga dan ahli neraka. Berbeda motivasi yang berdasarkan iman dengan orang yang motivasinya berdasarkan kesenangan dunia dan syahwat,” kata dai yang juga rutin menjadi pengasuh acara Islam di beberapa radio dan televisi tersebut.
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan
Setelah mengutip ayat Al-Quran Surat Adz-Dzariyat ayat 56, Abul Hidayat mengatakan, tugas manusia di dunia adalah “bagaimana supaya semua dinamika hidup kita bernilai ibada kepada Allah”. (L/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: AWG Gelar Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid Terbesar Lampung