Kuala Lumpur, 23 Jumadil Awwal 1437/2 Maret 2016 (MINA) – Dewan Ulama Partai Islam se-Malaysia (PAS) Negeri Selangor mengecam upaya pembunuhan Syaikh Dr. ‘Aidh Al-Qarni, seorang ulama terkemuka asal Arab Saudi, yang sedang memberikan ceramah di Kota Zamboanga, Filipina Selatan, Selasa (1/3) sore.
“Walau bagaimanapun, alhamdulillah beliau selamat dengan sedikit kecederaan di tangan, dan kini menerima rawatan di hospital,” kata Dewan Ulama, Ustadz Rizuan Rahmat kepada Harakah Dailiy, Rabu ini (2/3).
Ia pun berharap agar Syaikh Al-Qarni dan pendakwah lainnya selamat dari tangan-tangan jahat.
Dr. Al-Qarni penulis buku fenomenal “La Tahzan (Jangan Bersedih)” diserang hanya dua jam setelah dirinya memberikan ceramah di Western Mindanao State University. Kini dirawat di Rumah Sakit Zamboanga City, Filipina.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
“La Tahzan” adalah buku laris di sseluruh dunia Islam yang sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, termasuk di Indonesia yang sudah mengalami cetak ulang lebih dari 80 kali.
Menurut Duta Besar Arab Saudi untuk Filipina, Abdullah Bashiry, sekelompok orang bersenjata melepaskan beberapa kali tembakan, satu di antaranya mengenai tangan Dr. Al-Qarni dan kaki Syaikh Turki Al-Sayegh.
“Serangan itu terjadi saat Syaikh Al-Qarni sedang berkunjung ke Filipina berdasarkan undangan dari Asosiasi Keagamaan di Kota Zamboanga,” kata Bashiry.
Lebih lanjut, ia menambahkan, pihaknya segera berkoordinasi dengan pihak yang berwenang di Filipina untuk membicarakan insiden itu.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Juru bicara Kepolisian setempat, Galvez menolak untuk memberikan rincian, seperti di mana penembakan terjadi dan pelaku, selain mengatakan penyerang telah tewas.
Dalam beberapa tahun terakhir, situasi keamanan di Kota Zamboanga sangat memprihatinkan. Hal ini dipicu karena adanya bentrokan antara tentara Filipina dan gerilyawan, di mana daerah ini tercacat banyak kasus penculikan. (T/P4/P2).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam