Cileungsi, Kab Bogor, MINA – Ulama Muda Asal Garut Jawa Barat, Ust Iman Sulaiman mengatakan, bulan suci Ramadhan merupakan bulan kemenangan bagi umat Islam.
“Sebab, umat Islam berhasil melawan haus dan lapar serta menjaga diri dari segala macam hawa nafsu selama sebulan lamanya,” kata Ustaz Iman dalam tausiyah di Masjid At-Taqwa, Cileungsi, Bogor, Rabu (12/4).
Sampai di hari Raya Idul Fitri, umat Islam pun merayakan kemenangannya. Semoga tahun ini yang terbaik dari tahun sebelum, segala amal diterima Allah, dan dosa-dosa kita dihapus seperti bayi yang lahir kembali.
“Dilihat historisnya puasa Ramadhan merupakan puasa wajib dilakukan umat Islam. Firman Allah Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa surat Al-Baqarah ayat 183,” imbuhnya.
Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah
Menurutnya, itu berarti semua agama samawi mengajarkan keesaan kepada Allah, salah satu ibadah yang wajib dilakukan adalah berpuasa. Sejarah puasa pertama diperintahkan ketika tahun kedua Nabi Muhammad melakukan hijrah ke Yatsrib.
“Saat itu, perintah puasa diturunkanpada bulan Sya’ban tahun ke-2 hijriah. Sebelumnya, Nabi sudah melakukan puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram, sebelum muncul perintah puasa Ramadhan,” kata Ustaz Iman.
Ia juga menyampaikan, Ramadhan bulan perjuangan, Allah mentakdirkan Umat Islam mendapatkan kemenangan dari kaum musyrikin saat itu. Ramadhan sebagai momentum perjuangan, perjuangan melawan hawa nafsu, menuju ketakwaan maka ini proses perjuangan umat Islam yang harus ditempuh selama 1 bulan.
“Mari kita berjuang meraih ketakwaan, berjuang mengamalkan syariat Islam, sebagaimana Rasul diutus Allah untuk menyampaikan dakwah Islam ke muka bumi,” imbuhnya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah
Masjid At-Taqwa Pondok Pesantren Al-Fatah mengadakan I’tikaf 10 hari menuju akhir Ramadhan,
Jumlah yang I’tikaf muslimin 99 jiwa dan muslimat 32 jiwa. (L/R4/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?