Jakarta, MINA – Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional, Liga Cendekiawan Muslim dan Liga Maghribi Arab telah menyelenggarakan Konferensi Internasional pertama membahas sikap dan posisi umat Islam atas “Agama Ibrahim” yang diusulkan oleh pemerintah Uni Emirat Arab bekerjasama dengan Israel.
Sejumlah ulama yang berasal dari 19 negara berpartisipasi dalam konferensi ini memberikan pandangan tentang agama-agama yang direkayasa dengan agenda-agenda yang terkait dengannya, demikian keterangan tertulis yang diterima MINA pada Senin (3/1).
Para Ulama mengatakan, hal itu merupakan agresi secara terang-terangan terhadap kepercayaan masyarakat serta dapat mencederai kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, juga memicu api perselisihan di antara umat Islam sendiri yang mengarah pada lemahnya umat Islam dan makin berdaya musuh mereka.
Pernyataan itu sebagai respon atas kebijakan Uni Emirat Arab yang akan membuka kuil tiga agama Ibrahim, Islam, Kristen dan Yudaisme di Abu Dhabi tahun 2022.
Baca Juga: Liga Arab Kutuk Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Duta Besar UEA untuk Rusia, Mohammed Ahmed Al Jaber, menyatakan kompleks keagamaan ini akan menjadi tempat pembelajaran, dialog dan ibadah, dan akan fokus untuk menyatukan orang-orang dari semua agama. Seperti dilansir dari media Khalej Online.
Menurut para ulama, Agama Ibrahim didasarkan pada kesamaan antara kepercayaan Islam dan kepercayaan lain adalah gagasan yang bathil, karena Islam didasarkan pada tauhid, dan keesaan Tuhan Yang Maha Esa dalam beribadah, sedangkan syariat-syariat yang menyeleweng telah masuk ke dalamnya syirik dan bercampur dengan paganisme,
“Tauhid dan syirik adalah dua hal yang bertentangan yang tidak akan bertemu, dan klaim bahwa Nabi Ibrahim berada pada agama yang menggabungkan Islam, Yudaisme dan Kristen merupakan klaim yang salah dan kepercayaan yang batil,” ujar mereka.
Selain itu, para ulama juga menegaskan upaya mendukung kesepakatan Abraham dan menjalin normalisasi dengan memasarkan agama baru adalah usaha untuk mendukung normalisasi politik, ini adalah upaya yang harus ditolak secara penuh. Karena Umat Islam sejak dahulu tidak pernah menerima tawaran normalisasi hubungan dengan Israel sampai hari ini apalagi dengan hadirnya “Agama Ibrahim” yang merupakan penyelewengan akidah.
Baca Juga: Ribuan Warga Yordania Pawai Dukung Badai Al-Aqsa
Para peserta konferensi juga menyeru para ulama, pelajar, da’i, pemikir dan penulis Muslim lainnya untuk melaksanakan tugas mereka terhadap agama mereka yakni menghadapi hasutan musuh untuk berpindah agama, juga meningkatkan kesadaran umat dan bangsa akan bahaya yang akan segera terjadi ini, membuat artikel dan buku, mengadakan seminar, kuliah dan ceramah yang menjelaskan urgensi akidah tauhid dan menjelaskan apa yang bertentangan dengannya, memperingatkan umat terhadap fitnah bid’ah sesat ini.
Para ulama yang berpartisipasi dalam konferensi ini menyerukan pembentukan badan gabungan asosiasi ilmiah dan badan di tingkat umat dunia untuk mengemban tugas dengan mengeluarkan pernyataan dan pesan tentang syubhat-syubhat yang menargetkan pelemahan akidah Umat Islam, serta menyelenggarakan konferensi tahunan yang komprehensif diadakan di bulan Rajab setiap tahun Hijriahnya. (R/R7/P1)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Para Menlu Arab dan Turkiye Akan Bertemu di Yordania Bahas Situasi Terkini Suriah