Ulama Nigeria: Perlunya Pendirian Pesantren Kesatuan Umat di Nigeria

Dr Abdul Malik menyampaikan perkembangan Islam di Nigeria pada Festival Syaban 1445H di Bogor.
Dr Abdul Malik menyampaikan perkembangan Islam di Nigeria pada Festival Syaban 1445H di Masjid At-Taqwa Pondok Pesantren Al-Fatah, Cileungsi, Kab. Bogor, Sabtu, 2 Maret 2024 (Foto: Arief/MINA))

Cileungsi, MINA – Perkembangan Islam di Nigeria, khususnya pengenalan tentang urgensi kesatuan umat, semakin dibutuhkan sebagaimana disampaikan ulama Nigeria Dr Abdul Malik dalam sambutannya pada acara Festival Syaban 1445 H di Pondok Pesantren Al-Fatah Ciluengsi, Kabupaten Bogor, Sabtu (2/3).

Setelah kunjungan ulama Indonesia pada tahun 2019, Abdul Malik meminta agar aktivitas silaturahim dari ulama dan masyarakat muslim Indonesia ke Nigeria makin ditingkatkan.

“Kehadiran ulama Indonesia ke Nigeria diharapkan semakin meningkatkan pemahaman masyarakat Muslim di sana tentang pentingnya kesatuan umat,” ujar peraih anugerah buku ilmiah terbaik kategori Sains Sosial-Bahasa Arab Tahun 2020 Universiti Sains Islam Malaysia (USIM)

Abdul Malik juga menyampaikan tentang perlunya pendirian pesantren di Nigeria yang memfokuskan pada kajian kesatuan umat.

Baca Juga:  Sebanyak 671 KK Terdampak Banjir Di Bolaang Mongondow

Dia mengatakan kepada MINA bahwa sedang membangun sebuah pesantren di tanah kelahirannya di Nigeria selatan.

Abdul Malik saat ini adalah salah satu dosen di Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) yang berasal dari Nigeria. Tahun 2017, Abdul Malik diberikan anugerah sebagai best lecturer oleh USIM.

Mengutip Wikipedia, sekitar 85.000.000 penduduk Nigeria adalah Muslim, sekitar 50% dari populasi Nigeria, jika dibandingkan dengan Kristen yang mewakili sekitar 35% dari populasi.

Muslim di Nigeria didominasi Sunni mazhab Maliki, yang juga merupakan tata kelola hukum Syariah. Namun, ada minoritas Syiah yang signifikan, terutama di Negara Bagian Sokoto (lihat Syiah di Nigeria). Sebuah minoritas kecil mengikuti Ahmadiyah, sebuah sekte asrama yang berasal dari India abad ke-19. Dalam Forum Pew khusus pada keragaman agama mengidentifikasi 12% sebagai Syiah sementara 3% sebagai Ahmadiyyah. (L/PU/RI-1)

Baca Juga:  Tim Indonesia-Jepang Temukan 9 Kerangka Diduga Tentara Jepang di Papua

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Arief Rahman

Editor: Rudi Hendrik