Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ULAMA: NIKMATI PUASA RAMADHAN DENGAN PENUH CINTA

Widi Kusnadi - Senin, 9 Juni 2014 - 07:16 WIB

Senin, 9 Juni 2014 - 07:16 WIB

1073 Views

jumharuddin
Dai spesialis kajian Asmaul Husna, Jumharuddin, Lc

Dai spesialis kajian Asmaul Husna, Jumharuddin, Lc

Dai spesialis kajian Asmaul Husna, Jumharuddin, Lc

Jakarta, 11 Sya’ban 1435/9 Juni 2014 (MINA) – Dai spesialis kajian Asmaul Husna, Jumharuddin, Lc mengajak seluruh umat Islam untuk melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dengan penuh cinta.

Puasa Ramadhan yang akan kita lakukan beberapa hari lagi, mari sambut dengan penuh cinta, sehingga kita bisa menikmati apa yang kita lakukan dan kita korbankan,”paparnya saat memberikan tausiah di Jakarta, Ahad.

Jumharuddin menggambarkan, nikmatnya sesorang beribadah kepada Allah adalah saat ia jatuh cinta kepadaNya. “Ibadah akan terasa ringan, puasa akan lebih senang jika kita merasakan kecintaan kita kepada Allah,” tuturnya.

Ulama pengisi tetap di sebuah stasiun televisi nasional itu juga menyatakan, dengan dihadirkannya bulan Ramadhan, keinginan Allah memasukkan hambanya ke surga lebih besar daripada keinginan hamba itu sendiri.

Baca Juga: Kisah Nenek, Anak, dan Cucu Menuju Baitullah

Bulan Ramadhan adalah bulan kesembilan dalam penanggalan Hijriyyah. Sepanjang bulan ini pemeluk agama Islam semakin intens melakukan serangkaian aktivitas keagamaan. Berpuasa, shalat Tarawih, menggelar peringatan turunnya AI-Qur’an, mencari malam Lailatul Qadar, memperbanyak membaca AI-Qur’an, dan kemudian mengakhirinya dengan membayar zakat fithrah dan merayakan hari kemenangan, `Idul Fithri.

Shalat Tarawih adalah shalat yang dikerjakan di malam hari setelah shalat Isya di bulan Ramadhan yang dapat dikerjakan secara sendiri-sendiri ataupun berjama’ah. Waktu pelaksanaannya adalah setelah pelaksanaan shalat Isya sampai sebelum terbit fajar subuh.
Shalat Tarawih hukumnya sunnah muakkadah, sunnah yang diutamakan.

Keistimewaan Lailatul Qadar
Lailatul Qadar adalah malam yang hanya ada di bulan Ramadhan. Malam itu, dikatakan dalam Al Quran pada surah Al-Qadr, lebih baik daripada seribu bulan.
Saat pasti kapan malam itu tidak diketahui, namun, menurut beberapa riwayat, malam itu jatuh pada 10 malam terakhir pada bulan Ramadhan, tepatnya pada salah satu malam ganjil, yakni malam ke21, 23, 25, 27, atau ke 29.

Sebagian muslim berusaha tidak melewatkan malam itu dengan menjaga diri tetap terjaga pada malammalam terakhir Ramadhan sembari beribadah sepanjang malam.
Gambaran tentang keistimewaan malam itu dapat dijumpai pada surah Al-Qadr, surah ke 97, dalam Al-Qur’an, yang antara lain menerangkan bahwa pada malam itu diturunkan AI-Qur’an dan para malaikat dan Jibril turun ke dunia untuk mengatur segala urusan.

Baca Juga: Udara Jakarta Membaik, Tetapi Masih Berisiko Bagi Masyarakat Rentan

Dikabulkannya Doa
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila memanjatkan doa pasti dikabulkan.”

Nabi juga bersabda, “Tiga orang yang doanya tidak tertolak adalah orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizhalimi.”
An-Nawawi Rahimahullah menjelaskan, “Hadits ini menunjukkan bahwa disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk berdoa dari awal ia berpuasa hingga akhirnya.”(L/P012/P04)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Taiwan Gaet Astindo Lewat Pameran Agrowisata 2025 di Jakarta

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Dunia Islam