Hyderabad, India, 14 Jumadil Awwal 1437/22 Februari 2016 (MINA) – Seminar internasional tentang kehidupan dan kebiasaan Nabi Muhammad (Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam) diadakan di Hyderabad, India, 21-23 Februari.
Para ulama Islam terkemuka dari seluruh India dan mancanegara seperti Arab Saudi, Qatar, Nepal, Sri Lanka, dan Bangladesh berpartisipasi dalam seminar tiga hari yang diselenggarakan oleh Al Mahad Al Aali Al Islami ini.
Dalam kesempatam itu, para pakar Islam dan ulama dengan bulat mengutuk aksi terorisme di berbagai belahan dunia yang merusak wajah damai Islam, Business Standard melaporkan, Ahad (21/2) waktu setempat, yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Islam adalah agama damai, persaudaraan, toleransi, saling menghormati, dan patriotisme,” ungkap sejumlah pembicara pada peresmian konferensi tiga hari bertajuk “The Life and Ways of Prophet Muhammad” tersebut.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Presiden india-majlis-e-ittehadul-muslimeen/">All India Majlis-e-ittehadul Muslimeen (AIMIM), Asaduddin Owaisi, menuduh pemerintah ‘memecah belah’ Muslim ke dalam sekte-sekte yang berbeda dengan menunggangi isu terorisme. Ia menyebut otoritas pemerintah mencoba untuk membuktikan bahwa ada kelompok tertentu mendukung terorisme dan kelompok tertentu lainnya menentang.
“(Padahal) Pemerintah tahu bahwa Islam tidak ada hubungannya dengan terorisme apakah itu ISIS (Islamic State) atau organisasi teror apa pun. Islam dan Muslim tidak memiliki hubungan dengan terorisme,” tegasnya.
Sekretaris Jenderal Jamiat Ulema-e-Hind Maulana Mehmood Madani mengatakan, “Islam dan Muslim tidak dapat memiliki hubungan dengan organisasi teroris.” Dia menduga sebuah konspirasi berusaha memfitnah dan memojokkan Islam. “Kami sedang melakukan kampanye melawan konspirasi ini,” tambah Madani.
Madani mengajak umat Muslim memajukan perdamaian dan sikap hormat dengan komunitas agama-agama lain dan selalu menunjukkan kecintaan kepada bangsa.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Sementara itu, Wakil Kepala Menteri Negara Bagian Telangana, Mohammed Mahmood Ali, menekankan pada kebutuhan mendidik kalangan pemuda untuk bisa mendorong mereka bergerak maju.
Dia mengimbau kepada pemikir Islam dan ulama untuk selalu membimbing generasi muda agar berprestasi di berbagai bidang seperti teknik, kedokteran, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berbagai sektor lainnya.
Ali juga mendesak negara-negara Muslim untuk membelanjakan dana atau anggaran pada kegiatan pendidikan dan kesejahteraan, bukan menggunakannya untuk perang, persenjataan, dan tujuan yang merusak.
Sekretaris Dewan Hukum All India Muslim Mohammed Khalid Saifullah Rahmani menimpali, “Muslim harus mengajarkan ajaran Islam dalam bahasa lokal untuk menghapus kesalahpahaman tentang Islam di kalangan penganut agama lain karena ini akan membantu mempersempit kesenjangan antara Muslim dan komunitas lain.” (P022/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan