Jakarta, MINA – Majelis Ta’lim Pemuda (MTP) Istiqlal menggelar pengajian bulanan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (16/9). Ada yang berbeda dari pengajian-pengajian sebelumnya, edisi kali ini, tampak hadir ulama asal Palestina Dr. Hosam Taofed An-Naffar.
An-Naffar datang dengan menggunakan busana serba putih dibalut syal bendera Palestina. Ia diberi kesempatan selama satu jam untuk menyampaikan sejarah perjalanan umat Islam di Palestina, kondisi terkini masyarakat di sana, hingga alasan umat Islam mengapa perlu mencintai Masjidil Aqsha.
“Saya bangga bisa hadir di tengah umat Islam yang jauh dari kampung halaman untuk menyampaikan sejarah Palestina. Saat kembali nanti, saya ingin mengabarkan kepada masyarakat di sana bahwa di tempat jauh, masih ada yang peduli,” kata An-Naffar mengawali ceramahnya.
Pada pengajian yang dihadiri oleh ribuan pemuda-pemudi dari Jakarta dan sekitarnya itu, An-Naffar mengungkapkan sejumlah alasan mengapa umat Islam perlu mencintai dan merasa memiliki Masjidil Aqsa yang kini dalam kondisi memprihatinkan.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
An-Naffar menyampaikan, Baitul Maqdis (Masjidil Aqsha dan sekitarnya) seharusnya memiliki tempat sendiri di hati setiap umat Islam, baik yang hidup di Palestina, Indonesia, Malaysia, dan seluruh wilayah di mana pun terdapat umat Islam.
“Baitul Maqdis adalah tempat Isra’ dan Mi’raj-nya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Hal yang menarik yang perlu kita perhatian dari peristiwa ini adalah Allah tidak langsung memi’rajkan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram, tetapi diisra’-kan dulu ke Masjidil Aqsha,” ujarnya.
Menurut An-Naffar, hal itu (Isra Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam) menunjukkan bahwa Masjidil Aqsha adalah salah satu tempat istimewa bagi umat Muslim selain Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
“Alasan kedua Masjidil Aqsha adalah kiblat pertama bagi umat Islam. Selama 16 bulan umat Islam beribadah menghadap Masjidil Aqsha, baru kemudian ada perintah berkiblat ke Ka’bah di Masjidil Haram,” katanya.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Alasan ketiga, menurut Imam Besar Masjid Al-Umary Palestina tersebut, Masjidil Aqsha merupakan masjid kedua yang dibangun di muka bumi setelah Masjidil Haram. Jarak pembangunan keduanya sekitar 40 tahun.
“Masjidil Aqsha adalah masjid kedua tertua di dunia. Masjidil Aqsha juga salah satu dari tiga tempat yang disunnahkan untuk diziarahi sesuai dengan hadis yang datang dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam,” katanya.
Anggota Asosiasi Ulama Palestina itu melanjutkan, keutaman beribadah di Masjidil Aqsha berbeda dengan masjid-masjid tempat lain. Masjidil Aqsha termasuk satu dari tiga masjid yang memperoleh keutamaan dalam hal ganjaran pahala apabila beribadah di tempat ini.
Menurut An-Naffar, ada satu alasan lain yang jarang dikatahui yaitu Masjidil Aqsha merupakan tempat hijrah dari orang-orang terbaik sejak dulu hingga akhir zaman. Sebab itu pula Masjidil Aqsha disebut sebagai tempat hijrahnya Nabi Ibrahim dan Nabi Luth.
Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H
“Dalam sebuah hadis dikatakan bahwa para sabahat pernah bertanya, wahai Rasulullah, jika kami ditakdirkan hidup setelah masamu, tempat mana yang terbaik untuk kami tinggali? Rasulullah menjawab: Baitul Maqdis,” katanya mengutip sebuah hadis.
Tak lupa, An-Naffar mengajak umat Islam di Indonesia untuk terus memanjatkan doa kepada Allah untuk keselamatan umat Islam di manapun berada, termasuk di Palestina. (L/R06/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam