Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ULAMA: PEMERINTAH HARUS REDAKAN KEMARAHAN RAKYAT ATAS NAIKNYA BBM

Nidiya Fitriyah - Kamis, 20 November 2014 - 05:33 WIB

Kamis, 20 November 2014 - 05:33 WIB

777 Views ㅤ

K.H Umar Rasyid

K.H Umar Rasyid

Jakarta, 27 Muharram 1436/20 November 2014 (MINA) – Ulama Indonesia, Ustadz K.H. Umar Rasyid Hasan mengatakan, pemerintah harus melakukan sosialiasi program-programnya untuk meredakan gejolak kemarahan rakyat atas naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Pemerintah harus mensosialisasikan programnya kepada rakyat, dan mampu meredakan gejolak rakyat yang sedang marah atas naiknya BBM tersebut,” kata Umar kepada Mi’raj Islmaic News Agency (MINA), Rabu (19/11).

Penceramah Radio Silaturahim (Rasil) itu mengatakan, walau sulit meredakannya, pemerintah harus tetap melakukannya.

Dia juga menjelaskan, Pemerintah dapat meredakannya dengan berbagai cara, termasuk melibatkan peran ulama, orang-orang yang memiliki kebijakan-kebijakan, serta para pendidik.

Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi

“Rakyatpun harus menerima apa adanya, walaupun sangat berat bagi mereka.  Namun, melakukan aksi demo pun tidak akan bisa menurunkan harga BBM,  jadi hendaklah menerima keputusan pemerintah ini dengan tetap berikhtiyar mencari rizki yang halal,” ujarnya.

Dengan adanya kenaikan harga BBM ini, pencitraan Presiden Joko Widodo di tengah masyarakat sedikit demi sedikit akan berubah, karena sebelumnya dia sangat berpihak pada rakyat kecil.

Umar mengatakan, Jokowi harus bertindak secara adil. Keadilan yang harus diberikan oleh Jokowi adalah keadilan yang dia janjikan kepada rakyat, tidak hanya ucapan semata.(L/P006/P008/R03)

 

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Dunia Islam
Indonesia
Indonesia
MINA Health
Desa Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah terendam banjir pada Februari 2024. (Istimewa)
Indonesia
girl's hand holding
Khadijah
Indonesia