Bogor, 17 Shafar 1436/10 Desember 2014 (MINA) – Perusahaan yang menyuruh pegawainya menggunakan atribut Natal adalah upaya Kristenisasi terselubung, menurut seorang ulama, di Pesantren Al-Fatah, Cileungsi, Bogor.
“Harusnya jangan dipaksakan, biarkan orang Islam melakukan kegiatan Islam dan orang Kristen melakukan kegiatan mereka sendiri, karena ini menyangkut aqidah seorang Muslim,” kata K.H. Abul Hidayat Saerodjie saat ditemui wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di kediamannya pada Rabu malam.
“Tidak ada alasan karena takut dipecat, kita hanya takut sama Allah,” tambahnya.
Menurutnya, sebagai pegawai yang beragama Muslim harus pandai menyikapi masalah ini, tidak konfrontatif tapi aqidahnya juga selamat.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
“Kalau aqidahnya kuat lebih baik dipecat daripada aqidahnya dipermainkan,” tegasnya.
Ustad Ahi, begitu ia disapa, yang juga Amir Majelis Dakwah Pusat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) mengatakan, pemerintah tidak bisa mencampuri masalah internal atau masalah agama seperti ini, karena pemerintah itu bersifat netral.
“Selama tidak ada pelanggaran terhadap undang-undang dan peraturan, pemerintah tidak bisa menindak masalah itu,” tuturnya.
“Paling pemerintah hanya bisa menghimbau supaya bertoleransi dengan sesama umat beragama, tapi maksud toleransi ini bukan berarti mencampuradukkan agama,” tuturnya selanjjutnya.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
Ustad Ahi mengungkapkan, ada suatu gerakan yang berusaha mencampuradukkan agama untuk melepaskan aqidah Islam yaitu Kristenisasi.
“Sebagai umat Islam, kita dilarang mengucapkan selamat Natal. Dengan mengucapkan selamat Natal itu berarti kita mengakui kalau nabi Isa adalah anak Tuhan,” kata ustad Ahi.
“Apabila sudah terlanjur melakukan hal tersebut sebaiknya kita bertaubat. Taubat itu ada empat syaratnya, pertama menyesal atas kesalahan yang telah kita lakukan, kedua mohon ampun kepada Allah dan banyak-banyak istighfar, ketiga menghentikan tidak mengulanginya lagi, yang keempat menggantinya dengan perbuatan-perbuatan baik,” ujarnya. (L/P006/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri