Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ULAMA: SATUKAN MUSLIMIN DENGAN MEKAH MEAN TIME

Nidiya Fitriyah - Ahad, 12 April 2015 - 16:13 WIB

Ahad, 12 April 2015 - 16:13 WIB

785 Views ㅤ

Ketua Dewan Hisab dan Rukyat Jamaah Muslimin (Hizbullah) KH. Abu Muchtar Marsa'i (MINA)
Ketua Dewan <a href=

Hisab dan Rukyat Jamaah Muslimin (Hizbullah) KH. Abu Muchtar Marsa'i (MINA)" width="297" height="300" /> Ketua Dewan Hisab dan Rukyat Jamaah Muslimin (Hizbullah) KH. Abu Muchtar Marsa’i (MINA)

Jakarta, 23 Jumadil Akhir 1436/12 April 2015 (MINA) – Ulama Ahli Hisab dan Rukyat, KH. Abu Muchtar Marsa’i mengatakan, salah satu upaya untuk menyatukan Muslimin di seluruh dunia adalah dengan menggunakan Mekkah sebagai pusat penanggalan Islam.

“Untuk mengawali bulan hijriyah, puasa Ramadhan, Idul Fitri, dan Wukuf Arafah hendaknya kaum Muslimin menggunakan Mekah sebagai pusat penanggalannya, sebagaimana disebutkan dalam  Al-Quran dengan istilah Mekah Umul Qura,” ujar KH. Marsa’i dalam sebuah seminar Hisab dan Rukyat di Jakarta, Ahad.

Ulama yang juga menjadi Ketua Dewan Hisab dan Rukyat Jama’ah Muslimin (Hizbullah)  itu mengungkapkan, berdasarkan hadits dari Ibnu Sakir bahwa Mekah adalah daratan pertama yang dihamparkan sebelum tujuh benua di bumi, dan diceritakan oleh Rasulullah bahwa Baitul Makmur yang berada di Arasy bertepatan (satu garis lurus dengan Ka’bah di Masjidil Haram).

Menurut penemuan yang dikeluarkan oleh Dr. Faruq Abdul Badi dari Mesir mengatakan, setelah mengukur garis-garis diseluruh benua, menunjukkan bahwa Mekah adalah pertengahan bumi.

Baca Juga: Masjid Pantai Bali Gelar Lomba Omplok Layar Tunjukkan Solidaritas Palestina

Mekah Mean Time (MMT) artinya kota Meka sebagai pusat untuk menempatkan waktu dengan cara mengukur bayangan matahari ketika berada tepat 90 derajat di atas Ka’bah terhitung jam 12.00.

Saat ini, semua negara menempatkan waktunya berdasarkan waktu Greenwich  Mean Time (GMT) padahal penempatan waktu disitu adalah hasil pemikiran orang-orang Yahudi, bukan dari umat Islam.

Dalam mengawali shaum dan Idul Fitri, Marsai menegaskan, hal itu harus berdasarkan rukyatul hilal atau istiqmal yang diputuskan oleh Imaamul Muslimin melalui sidang Majelis Isbat.

Jika diukur menurut garis bujur, kota Mekah berada di 39,5 bujur timur dan 21,25 lintang utara, dengan ketinggian 300 meter dari permukaan laut.

Baca Juga: Market Day Festival Baitul Maqdis Meriahkan BSP 2024 di Samarinda

“Kalau menggunakan Mekah Mean Time maka kita akan membuat kota Mekah di posisi nol derajat garis bujur,” kata KH. Marsa’i.(L/P008/R03/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Jama’ah Muslimin Kutuk Keras Tentara Zionis Kencingi Al-Qur’an

Rekomendasi untuk Anda

MINA Health
Kolom
Kolom
Indonesia
Kolom