
Hisab dan Rukyat
Jamaah Muslimin (Hizbullah) KH. Abu Muchtar Marsa'i (MINA)" width="297" height="300" /> Ketua Dewan Hisab dan Rukyat Jamaah Muslimin (Hizbullah) KH. Abu Muchtar Marsa’i (MINA)Jakarta, 23 Jumadil Akhir 1436/12 April 2015 (MINA) – Ulama Ahli Hisab dan Rukyat, KH. Abu Muchtar Marsa’i mengatakan, salah satu upaya untuk menyatukan Muslimin di seluruh dunia adalah dengan menggunakan Mekkah sebagai pusat penanggalan Islam.
“Untuk mengawali bulan hijriyah, puasa Ramadhan, Idul Fitri, dan Wukuf Arafah hendaknya kaum Muslimin menggunakan Mekah sebagai pusat penanggalannya, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran dengan istilah Mekah Umul Qura,” ujar KH. Marsa’i dalam sebuah seminar Hisab dan Rukyat di Jakarta, Ahad.
Ulama yang juga menjadi Ketua Dewan Hisab dan Rukyat Jama’ah Muslimin (Hizbullah) itu mengungkapkan, berdasarkan hadits dari Ibnu Sakir bahwa Mekah adalah daratan pertama yang dihamparkan sebelum tujuh benua di bumi, dan diceritakan oleh Rasulullah bahwa Baitul Makmur yang berada di Arasy bertepatan (satu garis lurus dengan Ka’bah di Masjidil Haram).
Menurut penemuan yang dikeluarkan oleh Dr. Faruq Abdul Badi dari Mesir mengatakan, setelah mengukur garis-garis diseluruh benua, menunjukkan bahwa Mekah adalah pertengahan bumi.
Baca Juga: Karhutla di Singkawang Meluas, Kabut Asap Ganggu Aktivitas Warga
Mekah Mean Time (MMT) artinya kota Meka sebagai pusat untuk menempatkan waktu dengan cara mengukur bayangan matahari ketika berada tepat 90 derajat di atas Ka’bah terhitung jam 12.00.
Saat ini, semua negara menempatkan waktunya berdasarkan waktu Greenwich Mean Time (GMT) padahal penempatan waktu disitu adalah hasil pemikiran orang-orang Yahudi, bukan dari umat Islam.
Dalam mengawali shaum dan Idul Fitri, Marsai menegaskan, hal itu harus berdasarkan rukyatul hilal atau istiqmal yang diputuskan oleh Imaamul Muslimin melalui sidang Majelis Isbat.
Jika diukur menurut garis bujur, kota Mekah berada di 39,5 bujur timur dan 21,25 lintang utara, dengan ketinggian 300 meter dari permukaan laut.
Baca Juga: INDEF: Pengoplosan Beras Ancam Stabilitas Kebijakan Pangan Nasional
“Kalau menggunakan Mekah Mean Time maka kita akan membuat kota Mekah di posisi nol derajat garis bujur,” kata KH. Marsa’i.(L/P008/R03/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Senin Ini Cerah Berawan Sepanjang Hari