Bogor, 26 Rajab 1438/23 April 2017 (MINA) – Dai Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Umar Rasyid Hasan mengatakan, ketika kaum muslimin berjihad, harus memiliki seorang imam.
Hal itu ia sampaikan di depan lebih 500 jamaah Tablig Akbar Rajab pada Ahad (23/4) di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
Menurutnya, keberadaan seorang imam atau seorang pemimpin muslimin, akan membuat jihad itu fokus terarah dan tidak terpecah-pecah.
“Jihad tidak boleh didorong oleh hawa nafsu. Ketika berjihad, harus ada imam. Ini satu syarat atau rukun,” kata Umar dalam acara yang diselenggarakan oleh Aqsa Working Group (AWG), lembaga yang fokus kepada perjuangan untuk membebaskan Masjid Al-Aqsha dari cengkeraman Yahudi.
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan
Menurutnya, banyak darah kaum muslimin yang tertumpah dalam keadaan sia-sia, terlebih segolongan umat Islam berperang dengan kelompok umat Islam yang lain.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, dai dan dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fatah, Wahyudi KS, mengatakan, untuk membebaskan Masjid Al-Aqsha perlu tahapan-tahapan yang panjang.
“Jika melihat sejarah, Salahuddin (Al-Ayyubi) berhasil membebaskan Al-Aqsha setelah tiga generasi selama 90 tahun dengan kondisi penuh keterbatasan,” kata dai yang menjadi pengasuh di beberapa radio dakwah di Jakarta itu.
Tablig Akbar Rajab atau Festival Rajab diadakan selama dua hari yang juga menggelar bazar murah, pameran foto-foto perjuangan membela Masjid Al-Aqsha, serta mengadakan pengobatan bekam gratis. (L/RI-1/B05)
Baca Juga: AWG Gelar Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid Terbesar Lampung
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)