Oleh Endang Sudrajat, Ketua Yayasan Ukhuwah Al Fatah Rescue
Di tengah dinamika zaman yang terus berkembang, manusia seringkali dihadapkan pada ancaman bencana alam yang tak terduga. Dari gempa bumi hingga banjir, dari kebakaran hutan hingga pandemi, bencana-bencana tersebut menuntut tanggapan yang cepat dan efektif dari masyarakat.
Dalam kerumitan yang dihadapi dalam momen-momen tersebut, seringkali kita bertanya-tanya: bagaimana pandangan agama terhadap bencana ini? bagaimana kita dapat mempersiapkan diri secara fisik dan mental, serta bagaimana kita dapat memberikan bantuan yang bermakna kepada mereka yang terkena dampak?
Bencana adalah sebuah peristiwa yang melibatkan gangguan besar dalam kehidupan manusia, seringkali menyebabkan kerugian besar dalam kehidupan dan harta benda. Dalam Islam, pandangan terhadap bencana bukan hanya sebagai kejadian alamiah, tetapi juga sebagai ujian dan pelajaran bagi umat manusia.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah (2:155), “Sesungguhnya Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Konsep-konsep fiqih yang relevan dengan kebencanaan memainkan peran penting dalam pemahaman dan penanganan bencana dalam ajaran Islam, beberapa hal di antaranya:
Qadha dan Qadar, adalah ketetapan Allah atas segala sesuatu yang terjadi. Qadar adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu telah ditentukan oleh Allah SWT, termasuk bencana. Dalam konteks bencana, umat Islam diajarkan untuk menerima ketetapan Allah dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
Sabar, dalah prinsip penting dalam menghadapi bencana. Sabar bukan hanya menahan diri dari keluhan dan keputusasaan, tetapi juga berusaha untuk tetap tenang dan teguh dalam iman di tengah cobaan.
Baca Juga: Baca Doa Ini Saat Terjadi Hujan Lebat dan Petir
Taubat, bencana seringkali dianggap sebagai momen introspeksi dan taubat kepada Allah SWT. Ketika dihadapkan dengan bencana, umat Islam diajarkan untuk merenungkan dosa-dosa mereka, bertaubat, dan memperbaiki hubungan mereka dengan Allah SWT.
Prinsip-prinsip dasar dalam menanggapi bencana menurut ajaran Islam mengajarkan kita untuk berusaha untuk memahami hikmah di balik bencana dan menerima ketetapan Allah SWT dengan lapang dada, menunjukkan solidaritas, empati, dan tolong-menolong kepada sesama manusia yang terkena dampak bencana.
Selain itu, Islam juga mengajarkan bagaimana bertindak secara proaktif dalam persiapan dan mitigasi bencana, serta memberikan bantuan dan dukungan kepada korban bencana.
Persiapan dan Mitigasi Bencana
Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah
Persiapan fisik dan mental sebelum bencana terjadi adalah kunci untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul.
Umat Islam diajarkan untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam mempersiapkan diri, baik secara individu maupun bersama-sama sebagai komunitas.
Pertama, penting bagi setiap individu dan komunitas untuk memahami risiko bencana yang mungkin terjadi di daerah mereka. Ini termasuk mempelajari jenis-jenis bencana yang mungkin terjadi, penyebabnya, dan dampaknya.
Perencanaan Darurat, Setiap keluarga dan komunitas harus memiliki rencana darurat yang jelas. Ini mencakup identifikasi tempat berlindung, jalur evakuasi, titik kumpul, serta peralatan dan persediaan yang diperlukan untuk bertahan hidup selama periode bencana.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah
Persiapan Fisik, Persediaan makanan, air bersih, pakaian, obat-obatan, serta peralatan lainnya seperti lampu senter, baterai cadangan, dan radio darurat sangat penting. Umat Islam diajarkan untuk mengambil langkah-langkah untuk menyediakan kebutuhan dasar ini sebelum bencana terjadi.
Persiapan Mental, Selain persiapan fisik, persiapan mental juga sangat penting. Umat Islam diajarkan untuk memperkuat iman dan ketakwaan mereka kepada Allah SWT, serta mengembangkan sikap sabar, ketabahan, dan keikhlasan dalam menghadapi cobaan.
Melalui berbagai bentuk kontribusi umat Islam dapat membantu mengurangi kerugian dan dampak dari bencana serta meningkatkan kapasitas masyarakat untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain;
Baca Juga: Hijrah Hati dan Diri: Panduan Syariah untuk Transformasi Spiritual dan Pribadi
Pendidikan dan Penyuluhan: Menyebarkan pengetahuan tentang persiapan menghadapi bencana dan tindakan mitigasi kepada masyarakat melalui kegiatan pendidikan dan penyuluhan.
Kerja Sama Komunitas: Membangun kerja sama dan solidaritas di antara anggota komunitas relawan kebencanaan untuk saling membantu dan mendukung dalam persiapan menghadapi bencana dan penanggulangan bencana.
Komitmen terhadap Lingkungan: Melindungi lingkungan alamiah sebagai upaya mitigasi bencana jangka panjang, seperti mengurangi polusi, membuat sumur resapan, melakukan reboisasi, dan menjaga kelestarian ekosistem.
Dukungan kepada Korban Bencana: Memberikan dukungan moral, finansial, dan tenaga kepada korban bencana, baik dalam bentuk bantuan langsung maupun partisipasi dalam program rekonstruksi pasca-bencana.
Baca Juga: Aksi Peduli Palestina: Cara Efektif dan Nyata Membantu Sesama yang Membutuhkan
Tanggapan Ketika Bencana Terjadi
Ketika bencana terjadi, penting bagi umat Islam untuk mengetahui tindakan yang harus diambil sesuai dengan ajaran agama dan nilai-nilai kemanusiaan. Berikut adalah panduan fiqih yang dapat membantu dalam situasi tersebut:
Evakuasi, adalah langkah pertama yang harus diambil saat bencana terjadi, terutama jika nyawa atau keselamatan seseorang berada dalam bahaya. Dalam Islam, menjaga keselamatan diri dan orang lain dianggap sebagai prioritas utama. Oleh karena itu, jika diperintahkan untuk evakuasi oleh otoritas yang berwenang atau jika situasi menjadi sangat berbahaya, umat Islam dianjurkan untuk segera meninggalkan daerah yang terkena dampak bencana.
Pertolongan Pertama, memberikan pertolongan pertama kepada korban bencana adalah tindakan yang sangat mulia dalam ajaran Islam. Umat Islam diajarkan untuk memberikan bantuan secepat mungkin kepada mereka yang terluka atau membutuhkan pertolongan, tanpa memandang perbedaan agama, ras, atau status sosial.
Baca Juga: Enam Cara Mudah Bantu Palestina
Solidaritas dan Tolong-Menolong, adalah nilai yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam, terutama dalam situasi bencana. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya umatku bagaikan bangunan yang saling menguatkan satu sama lain dalam bentuknya.”
Oleh karena itu, dalam situasi bencana, umat Islam diajarkan untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain, baik dalam bentuk materiil maupun moral. Ini mencakup berbagi makanan, air bersih, perlengkapan darurat, serta memberikan dukungan emosional dan spiritual kepada sesama muslim yang terkena dampak bencana. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?