Gaza, MINA – Ketua Asosiasi Perusahaan Haji dan Umrah di Gaza Iwad Abu Madzkur menginformasikan, jadwal pertama keberangkatan Umrah untuk warga di Gaza mulai pertengahan September mendatang.
Dalam pernyataannya kepada Radio Suara Al-Aqsa dilaporkan Pusat Informasi Palestina dikutip MINA, Kamis (28/7), Abu Madzkur mengatakan, Umrah akan dimulai lagi seperti informasi yang disampaikan kepada kami dari Kerajaan Saudi Arabia.
“Diperkirakan keberangkatan Umrah (bagi warga Gaza) pada pertengahan September mendatang,” kata Abu Madzkur.
Sementara itu Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengumumkan musim umrah akan dimulai lagi pada tahun baru Islam, yakni 1 Muharram 1444 atau bertepatan dengan 30 Juli 2022.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
Pihak otoritas Arab Saudi juga menjelaskan, terkait dengan permintaan penerbitan visa bagi jamaah yang sudah datang dari seluruh negara di dunia, termasuk Palestina, untuk melakukan ibadah umrah dan mengunjungi Masjid Nabawi.
Menurut mereka, permintaan itu akan mulai diterima mulai Kamis, 14 Juli 2022 atau bertepatan dengan tanggal 15 Dzulhijjah.
Dalam konteks lainnya, Abu Madzkur mengatakan, sebelum akhir Agustus mendatang, diharapkan selesai kompensasi bagi jamaah umrah, atas insiden kebakaran yang menyebabkan koper-koper mereka hangus terbakar beberapa bulan lalu, saat mereka kembali menuju perlintasan Rafah.
Abu Madzkur menambahkan, sudah dicapai kesepakatan dengan pihak Mesir, yang disaksikan Kedutaan Besar Negara Palestina di Kairo, ada kompensasi dari badan kordinasi keamanan, maskapai Palestina dan Kementerian Wakaf.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
Pada 6 April lalu, Kementerian Wakaf dan Urusan Agama di Gaza, menginformasikan terbakarnya truk yang mengangkut 583 koper jamaah umrah dari Gaza, di kota Aries, Utara Sinai Mesir.
Menurut pihak Mesir, penyebab kebakaran adalah korsleting listrik.
Perjalanan religi menjadi andalan perusahaan haji dan umrah Jalur Gaza, meski harus beroperasi dalam keadaan rumit akibat blokade Israel.
Mayoritas dari 2 juta orang Palestina yang tinggal di sana dilarang melakukan perjalanan dan pariwisata internasional.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Perusahaan-perusahaan ini mengandalkan pemulihan di sektor umroh untuk mengkompensasi kerugian besar yang terjadi selama pandemi Covid-19.
Perjalanan umrah terakhir dari Jalur Gaza pada Februari 2020, sebelum merebaknya pandemi yang melumpuhkan dunia dan mengganggu banyak aspek kehidupan.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) memperkirakan 80 persen dari 2 juta populasi Jalur Gaza, sebagian besar adalah pengungsi, bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Meskipun demikian, perusahaan haji dan umrah mengatakan jumlah kunjungan umrah musim ini baik, mengalami pertumbuhan setelah Arab Saudi membebaskan jamaah haji dari Jalur Gaza dari karantina institusional. (T/R1/P1)
Baca Juga: Hujan Deras Rusak Tenda-Tenda Pengungsi di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)