Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umur yang Barokah

Bahron Ansori - Ahad, 2 Juni 2024 - 15:55 WIB

Ahad, 2 Juni 2024 - 15:55 WIB

331 Views

ilustrasi : berkah

Oleh Bahron Ansori, wartawan Kantor Berita MINA

Usia yang panjang dan sehat merupakan dambaan banyak orang. Siapa pun ingin memiliki usia yang panjang disertai dengan kesehatan fisik dan mental yang baik. Namun, usia yang panjang ini bisa menjadi berkah dan musibah, tergantung siapa yang menjalaninya.

Bagi orang yang saleh, usia yang panjang adalah kesempatan emas karena akan semakin banyak amal kebaikan yang akan ia lewati. Akan tetapi, jika orangnya thalih (kebalikan dari saleh), maka usia panjang malah akan membuatnya semakin banyak bermaksiat dan dosa.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda yang artinya, “Sebaik-baik manusia ialah yang lanjut (panjang) umurnya dan baik amal perbuatannya. Sedangkan seburuk-buruk manusia ialah yang panjang umurnya dan jelek amal perbuatannya.”  (HR. At-Tirmidzi).

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam

Oleh karena itu, tak heran jika usia merupakan salah satu yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Ta’ala, “Tidak akan melangkah kedua kaki seorang hamba sehingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa digunakan .…”  (HR. At-Tirmidzi).

Umur yang barokah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, ia pun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome).

Di samping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka ia pun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya.

Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-2] Rukun Islam, Iman, dan Ihsan

Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat “hidup” orang-orang yang barokah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya barokah.

Amal saleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari puasa dan shalat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk surga. Amal saleh sesempurna apa pun yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah.

Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Amal saleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga.”  Lalu para sahabat bertanya, “Bagaimana dengan Engkau, ya Rasulullah?”  Jawab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Amal saleh saya pun juga tidak cukup.”

Lalu para sahabat kembali bertanya, “Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kembali menjawab, “Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata.”

Baca Juga: Kaya Bukan Tanda Mulia, Miskin Bukan Tanda Hina

Usia yang Diberkahi Allah

Dirangkum dari buku “Agar Hidup Selalu Berkah” karya Habib Syarief Muhammad Alaydrus, ciri usia yang diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sebagai berikut.

  1. Usia yang dimanfaatkan untuk ibadah

Mereka yang mendapat keberkahan usia maka akan mempergunakan usianya dengan banyak melakukan amal ibadah. Melakukan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. merupakan ciri khas aktivitasnya. Lisannya pun basah dengan zikir dan tasbih serta sering menyambung tali silaturahmi.

  1. Usia tidak dipergunakan untuk maksiat

Mereka yang usianya mendapat keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. akan berusaha keras untuk menjauhi hal-hal yang berbau maksiat. Apabila misalnya tak sengaja tergelincir berbuat hal dosa, maka ia akan segera bertaubat dan berhenti mengulangi dosa yang sama.

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-1] Amalan Bergantung pada Niat

  1. Menyisihkan waktu untuk melakukan kegiatan sosial

Orang yang diberkahi usianya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, memiliki kepedulian sosial yang baik. Ia tidak hanya mementingkan diri sendiri dan keluarganya. Namun, juga memedulikan kesejahteraan orang lain. Salah satu contoh nyatanya adalah sering berbagi atau bersedekah. Sedekah ini tak hanya berhubungan dengan uang, akan tetapi luas bentuknya. Misalnya bersedekah ilmu, makanan, minuman, pakaian, tenaga, pemikiran, dan lain sebagainya. Intinya, kehadirannya selalu berusaha memberi manfaat kepada orang lain.

  1. Dijauhkan dari penyakit malas

Bermalas-malasan dan berleha-leha merupakan akhlak buruk yang dijauhi oleh mereka yang usianya diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setiap aktivitasnya selalu berusaha untuk produktif dan bermanfaat bagi banyak orang. Rajin, disiplin, dan gesit merupakan salah satu sifat yang melekat pada orang-orang yang usianya mendapat keberkahan.

  1. Selalu berupaya memanfaatkan usia untuk mencari ilmu

Orang yang usianya diberkahi Allah Subhanahu wa Ta’ala pun selalu berusaha untuk belajar. Belajar ini tak melulu berkaitan dengan sekolah formal, akan tetapi ia senang sekali mencari ilmu dalam media atau kesempatan apapun. Membaca, mendengarkan ceramah, dan yang sejenisnya merupakan kebiasaan orang-orang yang usianya diberkahi oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Dalam prinsipnya, ia tidak mau menyia-nyiakan hidup. Maka, ia akan terus berusaha mencari ilmu hingga ajal menjemputnya.

  1. Tawakal dan istikamah

Selain itu, mereka yang usianya berkah pun berusaha untuk tawakal dan istikamah dalam kehidupannya. Ia akan bertawakal hanya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. dan melepaskan diri dari ketergantungan kepada makhluk selain Allah Subhanahu wa ta’ala. Ia pun akan berusaha untuk selalu istikamah di jalan kebenaran hingga ajal menjemputnya.

Baca Juga: Enam Langkah Menjadi Pribadi yang Dirindukan

  1. Husnul Khatimah

Ciri terakhir, orang yang usianya mendapat keberkahan dari Allah Subhanahu wa ta’ala adalah meninggal dalam kondisi yang baik atau husnul khatimah. Meninggal yang baik di sini maksudnya ia mengucapkan lafaz la illaha illallah sebelum nyawanya dicabut.

Dalam sebuah hadis, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda yang artinya, “Siapa akhir dari ucapannya adalah la illaha illallah, maka dia masuk surga.”  (HR. Al-Hakim dengan sanad hasan dari Mu’adz).

Semoga Allah Ta’ala menjadikan umur kita penuh dengan keberkahan. Aamiin. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: BSP 2024, Solidaritas dan Penghormatan Bagi Pahlawan di Tengah Genosida

 

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Tausiyah
Kolom
Kolom
Kolom