Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umur yang Barokah

Bahron Ansori - Ahad, 26 Juni 2016 - 07:52 WIB

Ahad, 26 Juni 2016 - 07:52 WIB

1365 Views

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Umur yang baroqkah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya. Iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome).

Di samping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan. Hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya.

Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih.

Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim

Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat “hidup” orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.

Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari puasa dan sholat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk surga. Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah.

Kata Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam, “Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga.” Lalu para sahabat bertanya, “Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah?” Jawab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam, “Amal soleh saya pun juga tidak cukup.”

Lalu para sahabat kembali bertanya, “Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?” Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam kembali menjawab, “Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata.”

Baca Juga: Bantuan Pangan untuk Palestina

Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub (mendekat) kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita mendapatkan surga Allah insya Allah, aamiin.(R02/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Kolom
MINA Preneur
Kolom
MINA Preneur