New York, MINA – Lembaga PBB yang membidangi bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, UNESCO melaporkan sebanyak 86 jurnalis dan pekerja media dari seluruh dunia terbunuh pada 2022.
Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay mengatakan, jumlah itu meningkat 50 persen dibanding pada 2021 lalu. Laman lembaga tersebut melaporkan sebagaimana dikutp MINA, Selasa (17/1).
Sementara itu, Press Emblem Campaign (PEC) merilis data pada Desember lalu, total ada 115 jurnalis yang meninggal pada 2022, atau meningkat 45 persen dibanding tahun sebelumnya.
Amerika Latin dan Karibia menjadi wilayah paling mematikan bagi jurnalis pada 2022, dengan 44 pembunuhan atau lebih dari setengah jumlah korban di seluruh dunia.
Baca Juga: Israel Duduki Desa-Desa di Suriah Pasca-Assad Terguling
Sementara Meksiko menjadi negara yang mencatat kasus pembunuhan jurnalis sebanyak 19 pembunuhan, Ukraina 10, dan Haiti 9.
Para jurnalis dibunuh karena berbagai alasan, termasuk pembalasan karena melaporkan kejahatan terorganisir, konflik bersenjata atau munculnya ekstremisme dan melakukan peliputan subjek sensitif seperti kasus korupsi, kejahatan lingkungan, penyalahgunaan kekuasaan, dan aksi protes.
Salah satu kasus pembunuhan terhadap jurnalis yang mendapat banyak perhatian masyarakat internasional adalah tewasnya Shireen Abu Akleh yang dibunuh tentara Israel pada 11 Mei 2022 lalu. (R/P2/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ribuan Warga Inggris Demo Kecam Genosida Israel