Paris, MINA – UNESCO awal bulan ini secara resmi mengakui ‘buka puasa’ Ramadhan sebagai komponen integral dari Warisan Budaya Takbenda.
Buka puasa, makan yang menandakan berakhirnya puasa harian selama bulan suci Ramadhan, telah dimasukkan dalam katalog kekayaan budaya UNESCO. Demikian dikutip dari AboutIslam, Rabu (27/12).
Permohonan untuk mengakui tradisi sosiokultural ini diajukan bersama oleh Iran, Turki, Azerbaijan, dan Uzbekistan ke UNESCO, kata badan Kebudayaan PBB itu di situsnya.
“Buka puasa (juga dikenal sebagai Eftari atau Iftor) adalah perayaan penting bagi umat Islam saat matahari terbenam selama bulan Ramadhan, setelah terpenuhinya semua praktik keagamaan dan upacara,” kata UNESCO.
Baca Juga: Maroko Lolos ke Final Piala Dunia U-20 Usai Singkirkan Prancis Lewat Adu Penalti
Makan tersebut, yang dilakukan setelah azan Magrib selama Ramadhan, dikaitkan dengan pertemuan “memperkuat ikatan keluarga dan komunitas serta mempromosikan amal, solidaritas dan pertukaran sosial,” katanya.
Tradisi komunal kuno ini mendapat pengakuan dari Komite Antarpemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda.
Badan PBB tersebut mengatakan praktik berbuka puasa biasanya diwariskan dalam keluarga, anak-anak serta remaja yang sering kali menghidangkan komponen makanan tradisional.
Ramadhan adalah bulan ke 9 dalam kalender Hijriah Islam. Bulan ini juga diperingati sebagai turunnya wahyu pertama Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad.
Baca Juga: Afghanistan dan Pakistan Sepakati Gencatan Senjata 48 Jam
Sebagai bulan paling suci dalam kalender Islam, Ramadhan adalah bulan memberi sekaligus berpuasa.
Menurut perhitungan astronomi, hari pertama Ramadhan 1445 akan jatuh pada hari Selasa, 12 Maret 2024. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pakistan Klaim Tewaskan 20 Tentara Taliban dalam Bentrok di Perbatasan