Oleh: H. J. Faisal, Pemerhati Pendidikan, Sekretaris Majelis Riset dan Digitalisasi PB Al Washliyah
Bencana gempa bumi yang terjadi di Turkiye dan Suriah pada hari Senin, 6 Februari 2023, pukul 4 pagi waktu setempat yang lalu, telah menyisakan realita kesedihan yang mendalam, tidak hanya bagi para korban gempa bumi di kedua negara tersebut, tetapi juga di di seluruh dunia, terutama bagi sesama warga dunia yang beragama Islam.
Ibarat satu bagian tubuh yang terluka, maka bagian tubuh yang lain pun merasakan kepedihan dari luka tersebut.
Sampai saat ini, tidak kurang dari 34,000 lebih nyawa yang telah hilang akibat menjadi korban dari bencana gempa bumi yang berkekuatan 7,8 skala Richter (SR), dan diikuti dengan gempa susulan yang kedua, dengan kekuatan 7,5 SR. Sungguh sebuah guncangan yang teramat dahsyat.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan
Menurut laporan kantor berita CNN International, lebih dari 34.000 orang meninggal dunia dan puluhan ribu lainnya terluka setelah gempa berkekuatan 7,8 dan 7,5 skala Richter melanda Turkiye dan Suriah Senin lalu. Namun kantor berita resmi Turki Anadolu Agency menyebut 29.605 orang meninggal dunia pada hari Ahad, 12 Feburari 2023.
Secara ilmiah, gempa bumi yang terjadi di Turkiye dan Suriah tersebut disebabkan oleh patahan lempengan yang terdapat di daerah laut Aegean, daerah Anatolia Utara, di kedalaman yang masih cukup dangkal, yaitu sekitar 24 kilometer.
Namun yang pasti, bencana gempa bumi tersebut telah menjadi sebuah Qadarullah yang tidak akan meleset sedikitpun waktu dan tempatnya, sesuai dengan apa yang sudah menjadi ketentuan Allah Subhannahu Wa Ta’ala.
Bantuan untuk para korban bencana gempa tersebut pun lalu mengalir dari seluruh dunia, tidak hanya dari negara-negara Arab atau yang berpenduduk mayoritas muslim saja, tetapi juga dari negara-negara yang tidak berpenduduk mayoritas muslim. Makanan, minuman, selimut, obat-obatan, dan keperluan kehidupan dasar lainnya juga terus mengalir berdatangan ke kedua negara tersebut.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Untuk negara-negara kaya, seperti Amerika, Korea Selatan, Jepang, Jerman, dan negara-negara Eropa lainnya, mereka mengalirkan bantuan yang nilainya jutaan dollar, dalam bentuk barang, relawan, maupun uang.
Namun yang membuat hati kita terasa ‘tersayat’ adalah ketika kita menyaksikan betapa kuatnya tekad saudara-saudara kita yang berasal dari negara Palestina dalam membantu para saudara-saudara mereka sesama muslim, yang menjadi korban bencana gempa di Turkiye dan Suriah.
Pastinya, dengan kondisi mereka sendiri yang sedang kesulitan di tengah gempuran Zionis Israel Laknatullah ke kediaman mereka di jalur Gaza, mereka tidak mampu untuk memberikan harta benda mereka, apalagi uang, atau anjing pelacak, seperti yang dilakukan oleh negara-negara kaya yang telah disebutkan di atas.
Ya, mereka hanya mampu untuk membantu saudara-saudara mereka di Turkiye dan Suriah dengan darah mereka.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Menurut kantor berita Anadolu, warga Palestina yang berada di Jalur Gaza bebondong-bondong mendatangi tenda klinik sementara yang didirikan oleh Organisasi Al-Amal pada pada hari Ahad (12/2/2023) yang lalu, untuk mendonorkan darah mereka. Organisasi tersebut mengusung tema “Satu Tubuh, Satu Komunitas.”
Warga Palestina datang untuk memberikan apa yang mereka miliki, meskipun hanya darah, guna membantu meringankan beban korban gempa di Turkiye dan Suriah, dan menunjukkan solidaritas mereka yang mendalam dan tulus terhadap saudara-saudara muslim mereka di sana.
Padahal, seperti kita ketahui sendiri bahwa sejak awal tahun 2023 saja, konflik yang terjadi di jalur Gaza antara Mujahidin Palestina dan tentara zionis Israel, telah merenggut nyawa 47 orang dewasa dan anak-anak di Palestina, termasuk anggota bersenjata dan warga sipil.
Sekali lagi, sepertinya kita sebagai muslim yang berdiam di wilayah yang aman tenteram, harus terus berkaca kepada kekuatan iman yang dimiliki oleh saudara-saudara muslim kita di Palestina, dalam hal mengartikan dan menjalankan kehidupan ini sebagai seorang muslim.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Wallahu’allam bisshowab
Jakarta, 14 Februari 2023
(AK/R1/P1)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin