Jenewa, 25 Jumadil Awwal 1438/23 Februari 2017 (MINA) – Badan Pengungsi PBB (UNHCR) sedang memfokuskan upaya pembangunan kamp di dan sekitar kota Mosul, Irak, karena pertempuran baru bisa mengakibatkan 250.000 warga mengungsi.
“Diprediksi eksodus hingga seperempat juta orang, akan mustahil untuk mengakomodasi jumlah sebesar itu di lahan yang ada,” kata Matthew Saltmarsh, juru bicara Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), dalam jumpa pers rutin di Jenewa, Swiss, demikian ARA News memberitakan yang dikutip MINA.
Hampir 217.000 orang telah melarikan diri dari timur Mosul sejak serangan militer dilancarkan untuk menggulingkan kelompok Islamic State (ISIS) sejak tanggal 17 Oktober 2016.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Sebanyak 160.000 masih mengungsi, sementara yang lain telah kembali ke rumah mereka di wilayah kota yang kini dikendalikan oleh pasukan pemerintah.
Saltmarsh mengatakan, UNHCR memiliki delapan kamp terbuka atau yang sudah diselesaikan saat ini, sementara satu dalam masa pembangunan. “Kami berencana untuk memulai pekerjaan di lokasi lain di Hamam Al Alil, selatan Mosul,” katanya.
Sebelumnya, pemerintah Irak memutuskan untuk mengangkut pengungsi dari Mosul barat ke kamp-kamp di timur, sementara kapasitas baru ditambahkan di selatan.
UNHCR telah diminta untuk mendukung lokasi baru di Hamam Al-Alil, 20 km sebelah selatan dari Mosul. Diperkirakan akan banyak dari mereka yang melarikan diri Mosul barat akan mencapai lokasi itu dengan berjalan kaki. Kamp itu akan memberikan perlindungan hingga 60.000 orang.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Menurut laporan dan kesaksian warga, kondisi di Mosul barat yang padat penduduknya kian memburuk, menimbulkan keprihatinan yang meningkat bagi kesejahteraan warga sipil. Ada kekurangan makanan, air, bahan bakar dan obat-obatan.
Setengah dari semua toko-toko makanan telah tutup dan kebanyakan orang hanya dapat mengakses air yang tidak diobati.
Harga pangan pun meroket dan ada laporan bahwa beberapa keluarga membakar furnitur, pakaian dan plastik untuk tetap hangat dalam cuaca yang dingin. (T/RI-1/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan