UNHCR: ISRAEL LAKUKAN KEJAHATAN PERANG TERHADAP WARGA SIPIL GAZA

(Foto: Ebula)
pelapor khusus untuk krisis , Makarim Wibisono.(Foto: Ebula)

Jenewa, 4 Jumadil Akhir 1436/24 Maret 2015 (MINA) – Sebuah laporan penyidik ​​khusus PBB mengatakan, Otoritas Pendudukan “dengan sengaja” menargetkan rumah sipil selama serangan musim panas lalu di .

Laporan yang dipresentasikan saat sidang  Dewan PBB () di Jenewa, Senin kemarin, oleh pelapor khusus Makarim Wibisono dari Indonesia, demikian Palestinian News Network yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.

Laporan tersebut menjadi bagian dari dasar debat sidang khusus UNHCR atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel.

Dalam Sidang Khusus UNHCR, dewan juga mengagendakan untuk memberikan pengarahan pada temuan Komisi yang ditunjuk Penyelidikan PBB pada kasus perang Gaza, yang dipimpin mantan hakim Mahkamah Agung New York Mary McGowan Davis.

Sementara perwakilan Israel tiba-tiba menghilang saat sidang khusus UNHCR dimulai, yang dikhususkan membahas situasi di wilayah Palestina dan serangan musim panas 2014 oleh Israel di wilayah tersebut.

Amerika Serikat juga absen dalam sidang tersebut. Diminta untuk menjelaskan mengapa Amerika Serikat tidak mengambil bagian dalam sidang, seorang jurubicara mengatakan satu-satunnya Duta Besar AS untuk dewan Keith Harper sedang berada di Washington.

Komisi sedianya menyajikan laporan akhir pada sidang, namun menyusul pengunduran diri kepala sebelumnya, profesor hukum Kanada William Schabas, Mary meminta penundaan sampai Juni mendatang, demikian laporan i24.

Dalam laporan pertamanya ke UNHRC, Wibisono menulis, “sebagian besar korban adalah keluarga tewas dalam serangan rudal di rumah mereka sendiri, biasanya pada malam hari.”

“Dalam daftar kasus non-lengkap yang dibawa ke para Pelapor Khusus, hampir semua keluarga kehilangan satu atau lebih dari bayi atau anak-anak mereka,” Isi laporannya yang dilaporkan Senin oleh The Jerusalem Post.

Israel memperkirakan sekitar 2.100 warga Palestina tewas selama perang Gaza, di mana sekitar setengahnya adalah pejuang Hamas atau Jihad Islam.

Jumlah korban menurut PBB, Wibisono mengatakan, tercatat 2.256 korban jiwa warga Palestina, di mana 1.563 adalah warga sipil, termasuk 538 anak-anak. “Pada prinsipnya,” katanya, “sepuluh anak meninggal setiap hari selama periode 50 hari selama konflik”.

Jumlah korban itu lebih banyak dari dua serangan sebelumnya terhadap Gaza, ia menulis, menambahkan jumlah korban itu tidak proporsional, lebih tinggi dibandingkan jumlah korban dari Israel, di mana sekitar 66 tentara dan lima warga sipil Israel yang tewas selama perang.

Perbedaan mencolok dalam jumlah korban di kedua belah pihak, kata dia, mencerminkan ketidakseimbangan pada kekuatan dan biaya yang tidak proporsional ditanggung oleh warga sipil Palestina.

Langgar Hukum Internasional

Wibisono mencatat, Israel mengklaim bahwa serangan ke Gaza untuk menanggapi sembarangan roket yang diluncurkan kelompok pejuang Palestina dari rumah-rumah dan rumah sakit ketika menyerang daerah-daerah sipil.

Namun, berdasarkan kesaksian warga sipil, citra satelit dan jumlah kematian sipil yang tinggi menjadi bahan pertanyaan apakah Israel berpegang pada “prinsip-prinsip internasional pada perbedaan, proporsionalitas dan tindakan pencegahan.”

Israel dan AS, bagaimana pun, telah mengundurkan diri dari Dewan HAM PBB dua tahun yang lalu, sebagai respon terhadap kritik kegiatan kolonial di wilayah Palestina yang diduduki, selain menghentikan dukungan keuangan AS untuk dewan karena kecaman tersebut.(T/R05/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0