New York, 14 Jumadil Akhir 1437/23 Maret 2016 (MINA) – Badan Pengungsi PBB (UNHCR) Selasa (22/3), mengecam kesepakatan Uni Eropa-Turki atas pembatasan masuknya pengungsi ke Yunani, serta fasilitas ‘penahanan’ pengungsian di negara itu.
Dalam pernyataan UNHCR mengatakan, bahwa berdasarkan pengamatan terbaru, situs-situs penampungan tersebut kini telah menjadi fasilitas ‘penahanan’ pengungsi.
“Dengan demikian, sejalan dengan kebijakan kami yang menentang penahanan, kami telah menangguhkan beberapa kegiatan kami di semua pusat di pulau Yunani,” tambahnya. Sebagaimana World Bulletin melaporkan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (23/3).
Uni Eropa dan Ankara mencapai kesepakatan pada Jumat (18/3), yang bertujuan membatasi arus pengungsi menyeberangi laut dari Turki ke pulau-pulau Yunani, yang memungkinkan 850.000 orang menyebrang ke Eropa tahun lalu. Kebanyakan dari mereka melarikan diri dari akibat perang di Suriah.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Kesepakatan Uni Eropa menyebutkan, semua pengungsi yang sudah mendarat di pulau-pulau Yunani secara ilegal agar dikirim kembali ke Turki, dan mulai berlaku pada Ahad (20/3).
“UNHCR bukanlah pihak dalam kesepakatan Uni Eropa-Turki, kami juga tidak akan terlibat dalam pengembalian atau penahanan,” kata lembaga itu Selasa (22/3). Badan PBB itu menambahkan, meskipun demikian pihaknya akan terus membantu pihak berwenang Yunani untuk mengembangkan kapasitas penerimaan pengungsi agar memadai.
Menurut lembaga pengungsi itu, kondisi Yunani saat ini tidak memiliki kapasitas yang cukup di pulau-pulau dan untuk menangani klaim suaka, maupun kondisi yang tepat untuk mengakomodasi pengungsi menunggu pemeriksaan kasus mereka.
UNHCR mengatakan, sedikitnya 934 pengungsi telah mendarat di Lesbos (sebuah pulau Yunani di Laut Aegea utara di lepas pantai Turki), sejak kesepakatan itu diberlakukan.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
“Mereka ditahan di sebuah pendaftaran tertutup dan akomodasi sementara di Moria,” katanya. Badan menambahkan bahwa 880 orang lain tiba sebelum Ahad (20/3) secara terpisah di pusat Kara Tepe, di sebuah fasilitas terbuka.
Mulai Sabtu (19/3), otoritas Yunani mulai mempercepat pemindahan ke daratan sekitar 8.000 pengungsi yang tiba di pulau-pulau sebelum 20 Maret, memisahkan mereka untuk kembali ke Turki.
UNHCR sampai sekarang mendukung daerah kawasan para pengungsi diterima, dibantu dan didaftar di kepulauan Yunani. Namun pernyataan juga mengatakan, tidak akan berpartisipasi di pusat-pusat tertutup.
“Ini termasuk penyediaan transportasi ke dan dari tempat-tempat tersebut,” kata lembaga itu.
Baca Juga: Israel Caplok Golan, PBB Sebut Itu Pelanggaran
Lembaga ini menekankan meskipun demikian akan tetap mempertahankan kehadiran pengungsi dan melaksanakan pemantauan perlindungan untuk memastikan hak asasi manusia pengungsi sesuai standar yang ditegakkan, dan untuk memberikan informasi tentang hak dan prosedur untuk mencari suaka.
“Staf UNHCR juga akan terus hadir di garis pantai dan pelabuhan laut untuk memberikan bantuan menyelamatkan jiwa,” katanya. (T/P002/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: AS Tolak Laporan Amnesty yang Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza