Idomeni, 27 Jumadil Awwal 1437/6 Maret 2016 (MINA) – Badan pengungsi PBB, UNHCR mengatakan pada Sabtu (5/3), mereka mengalami kesulitan menyediakan layanan penting untuk lebih dari 10.000 migran dan pengungsi di sepanjang perbatasan Yunani dengan Macedonia.
Berbicara kepada Anadolu Agency di Kota Idomeni, Yunani, yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Juru Bicara UNHCR Babar Baloch mengatakan, kamp-kamp pengungsi di perbatasan hanya memiliki kapasitas 1.600 orang.
“Ada lebih dari 10.000 orang, termasuk perempuan dan anak-anak di sini, dan kami memperkirakan lebih banyak lagi. Kami mengalami kesulitan menyediakan makanan dan layanan kesehatan,” kata Baloch.
Dia menambahkan bahwa sebagian besar pengungsi berasal dari Irak dan Suriah dan telah menggunakan semua sumber daya yang lembaga sediakan. Jadi sekarang lembaga itu menghadapi kebuntuan yang tak terduga.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Seorang pengungsi Suriah bernama Abdulmecid mengatakan ia telah menunggu 19 hari di kamp untuk menyeberangi perbatasan.
Otoritas Yunani telah ditekan agar mempersiapkan tempat bagi pengungsi yang tersisa di Yunani untuk waktu yang lebih lama, di saat negara sepanjang rute Balkan ke Eropa memperketat kontrol perbatasan.
Macedonia dan negara-negara Balkan lainnya menerapkan peraturan baru berlaku dengan membatasi penerimaan migran untuk 500 hari.
Peraturan ketat itu menyebabkan terjadi penumpukan tajam pengungsi di Yunani, sekarang sudah lebih dari 22.000 orang. (T/P001/R05)
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina