UNHCR Peringatkan Krisis Kemanusiaan Akibat Konflik di Ethiopia

Foto: Satuharapan

Tigray, MINA – Juru Bicara Badan PBB untuk Pengungsi () Babar Baloch memperingatkan, krisis kemanusiaan yang akan segera terjadi sebagai akibat dari konflik di wilayah perbatasan utara Ethiopia, Tigray.

“Warga Ethiopia melarikan diri dari pertempuran yang berlangsung untuk mencari keselamatan di Timur,” ujar Baloch. Demikian dikutip dari MEMO, Kamis (19/11).

“UNHCR dengan mitranya, mendukung pemerintah Sudan dalam tanggapannya, meningkatkan bantuan kemanusiaan karena kebutuhan terus meningkat,” tambahnya.

Baloch melaporkan, sebanyak 4.000 pengungsi per hari, termasuk wanita, pria dan anak-anak telah melintasi perbatasan ke Sudan sejak awal konflik.

“Lebih dari 27.000 pengungsi kini telah menyeberang ke Sudan melalui perbatasan Hamdayet di Negara Bagian Kassala, Lugdi di Negara Bagian Gedaref dan lokasi baru lebih jauh ke Selatan di perbatasan Aderafi tempat pengungsi Ethiopia mulai menyeberang akhir pekan lalu,” lanjutnya.

Baloch menambahkan, para pengungsi yang melarikan diri terus tiba dengan kelelahan dari perjalanan panjang menuju tempat aman, dengan sedikit barang yang dimilik.

Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, pertempuran yang terjadi pada 4 November, sebagai tanggapan atas serangan oleh partai penguasa lokal, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), di kamp-kamp militer federal.

Setelah dua minggu konflik, jalan dan bandara Tigray telah ditutup, sementara makanan, bahan bakar dan persediaan medis menipis, komunikasi lokal juga terputus.(T/Hju/R1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)