Jakarta, MINA – Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) memuji keputusan Pemerintah Indonesia yang telah menyelamatkan 99 orang etnis Rohingya yang berhari-hari terdampar di atas kapal di perairan Aceh Utara.
Dari jumlah tersebut ada 48 wanita, 34 anak-anak dan 17 laki-laki. Sebagian besar merupakan merupakan pengungsi dan telah berada di laut dalam kondisi rentan selama berbulan-bulan.
“Menyelamatkan nyawa manusia selalu menjadi prioritas utama. Kita memuji otoritas Indonesia yang telah menyelamatkan wanita, anak-anak dan pria yang rentan untuk memperoleh keselamatan,” kata Ann Maymann, perwakilan UNHCR di Indonesia dalam keterangan pers yang diterima MINA, Sabtu (27/6).
Ia juga menyebut, Indonesia sudah beberapa kali menyelamatkan dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Rohingya yang terdampar diantaranya pada tahun 2015 dan 2018.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan persnya mengatakan, keputusan menyelamatkan etnis Rohingya tersebut dilandasi oleh prinsip-prinsip kemanusiaan.
“Para pengungsi berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dan sangat membahayakan keselamatan jiwa mereka,” kata Kemlu RI dalam keterangan persnya, Jumat (26/6).
Saat ini, para pengungsi ditampung di bekas Kantor Imigrasi Lhoksemauwe, Aceh. Fokus utama sekarang adalah pemenuhan kebutuhan dasar, pemberian penampungan sementara, dan pelayanan kesehatan.
Hal-hal tersebut dilakukan dengan memastikan berlakunya protokol kesehatan guna mencegah penularan virus COVID-19 di kalangan migran etnis Rohingya.
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah setempat juga berkerja sama dengan UNHCR dan IOM akan segera melakukan upaya-upaya lebih lanjut terkait penanganan 99 orang migran etnis Rohingya tersebut.
Masyarakat Aceh Utara dan Lembaga Sosial Masyarakat Indonesia juga aktif memberikan bantuan kemanusiaan.
Otoritas Indonesia juga tengah menyelidiki kemungkinan adanya unsur penyelundupan manusia sehingga migran ireguler tersebut menjadi korban. (R/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian