Addis Ababa, MINA – Uni Afrika mengutuk keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem Timur (Al-Quds) sebagai ibukota Israel, dengan mengatakan bahwa hal tersebut dapat menggagalkan proses perdamaian Timur Tengah.
Ketua Komisi Uni Afrika Moussa Faki menyatakan, pihaknya menyesalkan keputusan yang hanya akan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Dia juga menegaskan agar solidaritas Uni Afrika untuk rakyat Palestina atas dukungannya terhadap sebuah negara Palestina yang merdeka, dengan Al-Quds sebagai ibukotanya.
Sementara kelompok Muslim dan organisasi hak-hak sipil juga telah mengecam keputusan Donald Trump.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Dewan Yudisial Muslim Afrika (MJC) mengatakan, keputusan Trump dapat memicu konflik dan konfrontasi keagamaan di Timur Tengah karena kota suci Al-Quds menjadi milik ketiga agama.
“Bukan hak pemerintah AS atau negara lain untuk memutuskan kota mana yang harus menjadi ibu kota negara manapun,” kata Presiden MJC Syaikh Irafaan Abrahams.
Abrahams mengatakan, dengan memindahkan kedutaannya, AS berarti terlibat dalam aneksasi ilegal di Al-Quds dan akan menghancurkan sebuah negara Palestina yang damai dan layak dengan Al-Quds sebagai ibu kotanya.
“Kami mendesak agar PBB melindungi hak-hak rakyat Palestina sebagaimana dinyatakan dalam resolusi internasional,” tegas Abrahams.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Sementara Pemimpin Muslim Mozambik Sheikh Ameen Uddin juga mengecam keputusan Trump. “Kami khawatir hal ini dapat menyebabkan lebih banyak konflik dan menciptakan lebih banyak ekstremis di wilayah ini,” jelas Ameen.
Dia juga mengatakan bahwa Trump telah membuat keputusan yang salah dan harus mempertimbangkan untuk memperbaikinya karena Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Uni Eropa dan negara-negara Muslim semua tidak setuju dengan pengumumannya di Al-Quds.
Sheikh Dinala Chabulika dari Asosiasi Muslim Malawi menggambarkan keputusan Trump sebagai sesuatu yang menyedihkan dan tidak dapat diterima.
“Sebagai Muslim, kami tidak dapat menerima keputusan seperti itu, kecuali Trump mengoreksi,” katanya, dia juga menambahkan bahwa pihannya sangat kecewa dengan pengumuman tersebut. (T/R03/RS2)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)