Yangon, 20 Rabi’ul Awwal 1435/22 Januari 2014 (MINA) – Uni Eropa (UE) sedang menjajagi kerjasama yanglebih erat dengan Myanmar dalam proses reformasi yang berlangsung.
Hal itu disinggung ketika Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN , Roland Kobia saat bertemu dengan Wakil Presiden Myanmar, Dr Sai Mauk Kham di Nay Pyi Taw, Rabu, demikian dilaporkan Kantor Presiden Myanmar yang dikutip Mi’raj News (MINA), Rabu.
Kedua tokoh juga membahas pelaksanaan proses perdamaian di Myanmar dan proses politik secara transparan.
Uni Eropa dan Myanmar telah berjanji untuk membangun kemitraan yang kuat dan komitmen untuk mendorong reformasi di Myanmar. November 2013, satuan tugas Uni Eropa-Myanmar bertemu di Nay Pyi Taw dengan Perwakilan Tinggi Uni Eropa Uni Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Catherine Ashton dan Menteri Myanmar pada Kantor Presiden U Soe Thane berjanji untuk bekerja sama dengan Myanmar yang demokratis dan sejahtera.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Satuan tugas sepakat EU-Myanmar meluncurkan dialog hak asasi manusia di awal 2014 dan mendirikan Dewan Bisnis Uni Eropa-Myanmar untuk memberikan saran kepada pemerintah tentang cara-cara memfasilitasi hubungan bisnis.
Pertemuan satuan tugas itu menghasilkan kesepakatan kerjasama dalam memegang dialog kebijakan tentang usaha kecil dan menengah, dan pasokan bahan baku, kerja sama di bidang pariwisata berkelanjutan, kerjasama antara Bank Investasi Eropa dan Myanmar, dan kerja sama di bidang pertanian.
Diketuai oleh Ashton, U Soe Thane dan pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi, tiga forum antara Uni Eropa dan Myanmar juga diadakan kemudian di Yangon yang mencakup forum bisnis, forum masyarakat sipil yang demokratis dan sebuah forum pembangunan.(T/P014/E02/Miraj News)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan