Brussel, 6 Jumadil Akhir 1436/26 Maret 2015 (MINA) – Sebuah laporan Uni Eropa telah dibocorkan yang berisi usulan memberi tekanan pada Israel untuk kembali ke perundingan damai dengan Palestina.
Seorang sumber diplomatik UE, Yedioth Ahranoth mengatakan, rekomendasi itu dikeluarkan setelah Partai Likud menenangi pemilu Israel sehingga Benyamin Netanyahu akan meneruskan jabatan sebagai Perdana Menteri Israel. Dalam pidato kampanye pada hari-hari terakhir sebelum pemilu, Netanyahu menyatakan, negara Palestina tidak akan pernah ada selama ia menjadi Perdana Menteri.
Sumber tersebut mengklaim negara-negara anggota Uni Eropa belum menyetujui usulan tersebut. “Kami berada di jalur tabrakan,” kata diplomat itu, sebagaimana Midle East Monitor (MEMO) diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.
“Hal ini jelas bagi semua orang di Brussels, harus ada respon terhadap pernyataan Netanyahu itu,” dia menambahkan.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Dia mengisyaratkan, Eropa tertarik untuk memiliki hubungan positif dengan Israel, tapi Israel sebagai entitas jangan melampaui Jalur Hijau, Jalur Gencatan Senjata 1948 yang berlaku umum sebagai batas negara.
“Jika Israel melanjutkan kebijakan luar Garis Hijau, hal itu akan mempengaruhi hubungan antara negara-negara Eropa dan Israel,” ia memperingatkan.
Yedioth Ahranoth mengatakan bahwa Uni Eropa tertarik untuk kembali membawa Israel dan Palestina kembali ke meja perundingan setelah perundingan perdamaian gagal tahun lalu.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Federica Moghrini, mengatakan, Uni Eropa telah berusaha untuk menghidupkan kembali keterlibatan Eropa dalam mengusahakan perdamaian Palestina – Israel.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
“Israel harus membuat “segala upaya” untuk memastikan dimulainya kembali awal proses perdamaian Timur Tengah,” katanya.
Federica Mogherini juga mengatakan ingin melibatkan negara-negara Arab dalam Kuartet Timur Tengah, yang terdiri dari Amerika Serikat, PBB, Uni Eropa dan Rusia untuk penyelesaian masalah Palestina.
Pelibatan negara-negara Arab dimaksud setidaknya Arab Saudi, Yordania dan Mesir, seorang diplomat senior mengatakan.
Dalam laporannya, Uni Eropa juga menyerukan kepada Israel untuk memberi jaminan menghormati hukum internasional dan hak asasi manusia di wilayah Palestina.
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu
Sementara Uni Eropa mengakui hak Israel untuk mempertahankan diri, tapi Uni menyatakan, “efek menghancurkan” dari serangan perang Israel tahun lalu terhadap warga sipil di Gaza, “menggarisbawahi tantangan yang signifikan melekat pada tanggungjawab Israel di wilayah-wilayah pendudukannya di Palestina.” (T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Spanyol Protes Penanganan Banjir oleh Pemerintah