Brussels, MINA – Diplomat Utama Uni Eropa Joseph Borrell pada Ahad (25/10) mengecam pernyataan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang menyatakan, Presiden Perancis Emmanuel Macron membutuhkan pemeriksan kesehatan mental.
“Pernyataan Erdogan kepada Macron tidak dapat diterima,” tegas Borrel. Demikian Al Arabiya melaporkan.
Pada Sabtu, Perancis memutuskan menarik duta besar-nya di Turki dengan alasan resi “untuk konsultasi”.
Erdogan menuduh Macron memiliki masalah dengan Islam, juga dengan Muslim, karena membela hak untuk menayangkan kartun Nabi Muhammad, sehingga muncul tindakan yang menyebabkan seorang guru di Sekolah Perancis dibunuh pekan lalu.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Di samping itu Perancis dan Turki berselisih mengenai berbagai masalah termasuk hak maritim di Mediterania Timur, Libya, Suriah dan konflik antara Armenia-Azerbaijan atas wilayah Nagorno-Karabakh.
Ankara dan Brussel memiliki tujuan yang sama, terutama berkaitan dengan kegiatan eksplorasi minyak dan gas di Mediterania Timur.
Pada pertemuan awal Oktober, para pemimpin Uni Eropa menawarkan Ankara prospek hubungan yang lebih dekat dan perdagangan yang lebih baik jika berkomitmen untuk mengejar dialog dengan itikad baik dan tidak melakukan tindakan sepihak.
Tetapi mereka memperingatkan, UE siap untuk menggunakan sanksi, termasuk langkah-langkah ekonomi berbasis luas, jika Turki tetap berpegang pada apa yang dinilai Brussel sebagai pelanggaran ilegal perairan Siprus. (T/Hju/RS1)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)