Gaza, MINA –Presiden Komisaris Uni Eropa, Ursula von der Leyen meminta Israel mempertimbangkan kembali keputusan memperpanjang operasi militer di Gaza. Ia menekankan perlunya gencatan senjata segera, pembebasan semua sandera, serta akses tanpa hambatan bagi bantuan kemanusiaan.
Sementara itu, sejumlah negara dan organisasi internasional juga menyuarakan penolakan keras terhadap rencana Israel mengambil alih kendali penuh Kota Gaza. Gelombang kecaman ini muncul segera setelah kabinet keamanan Israel, pada Jumat (8/8), menyetujui rencana yang dinilai hanya akan memperburuk konflik yang telah berlangsung hampir dua tahun. Anadolu melaporkan.
Langkah kontroversial itu diumumkan oleh kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, usai perdebatan panjang di antara pejabat keamanan senior. Netanyahu sebelumnya menyatakan militer Israel akan menguasai seluruh wilayah Gaza, namun mengklaim tidak berniat menduduki wilayah tersebut secara permanen.
Kepala Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk mendesak rencana itu “segera dihentikan” dan mengingatkan Israel agar mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan secara penuh tanpa hambatan. Ia juga menyerukan kepada kelompok bersenjata Palestina untuk membebaskan semua sandera tanpa syarat.
Baca Juga: AS Hargai Rp755 Miliar untuk Kepala Nicolás Maduro
Hamas mengecam rencana Israel tersebut sebagai “kejahatan perang baru” dan memperingatkan bahwa operasi itu akan membawa konsekuensi mahal. Sementara Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menilai langkah tersebut tidak akan mengakhiri konflik maupun membantu membebaskan para sandera, melainkan memicu pertumpahan darah yang lebih besar.
Penolakan serupa juga datang dari sejumlah negara di kawasan Timur Tengah yang menilai langkah Israel itu bertentangan dengan hukum internasional dan resolusi PBB terkait Palestina. Pengambilalihan Kota Gaza dinilai berisiko memicu eskalasi regional yang lebih luas, di tengah krisis kemanusiaan yang sudah memprihatinkan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jerman Tangguhkan Ekspor Senjata ke Israel