Damaskus, MINA – Perang saudara di Suriah yang terjadi 10 tahun lalu, kini telah menewaskan dan melukai hampir 12.000 anak Suriah, menurut laporan terbaru Badan Amal Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF).
UNICEF memperingatkan, perang telah merampas kehidupan dan masa depan generasi anak-anak itu, hampir 90% anak-anak membutuhkan bantuan kemanusiaan dan menghadapi situasi sulit. Demikian dikutip dari Anadolu Agency, Kamis (11/3).
Harga makanan telah meningkat selama perang. Lebih dari 500.000 anak di bawah usia 5 tahun menderita stunting karena kekurangan gizi kronis.
Lebih dari 2 juta anak putus sekolah, 40% di antaranya perempuan. Dan lebih dari 5.700 anak beberapa berusia 7 tahun, telah direkrut untuk ikut berperang.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
UNICEF juga mengatakan, jumlah anak yang dilaporkan menunjukkan gejala gangguan psikososial meningkat dua kali lipat pada tahun 2020, yang terus menerus mengalami kekerasan, syok, dan trauma.
Suriah Utara mengalami situasi yang sangat sulit, dimana jutaan anak dan beberapa keluarga telah melarikan diri dari kekerasan, seringkali tinggal di tenda dan merasakan hujan lebat juga salju.
UNICEF menyatakan, pihaknya akan memperluas operasi di Suriah untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan, termasuk menyediakan hampir 900.000 anak dengan imunisasi rutin atau vaksinasi campak,4 juta anak mendapatkan akses ke pendidikan formal dan non-formal, dan meningkatkan pasokan air untuk mendapatkan air minum yang aman bagi lebih dari 5,4 juta orang.
Kemudian, mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk meletakkan senjata dan datang ke meja perundingan, serta menekankan dunia tidak boleh hanya melihat melewati peringatan 10 tahun perang sebagai sekadar tonggak suram.
(T/Hju/RS3)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)