Gaza, MINA – Organisadi Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) memperingatkan akan adanya krisis makanan yang parah di tengah krisis dunia, termasuk di Jalur Gaza akibat agresi brutal Israel yang sedang berlangsung.
“Data yang dikumpulkan antara Desember 2023 hingga April 2024 secara konsisten menemukan bahwa 9 dari 10 anak di Jalur Gaza mengalami krisis pangan yang parah, bertahan hidup dengan makanan atau lebih sedikit per hari,” kata UNICEF dalam sebuah laporan, mengutip WAFA, Kamis (6/6).
Laporan itu menyebutkan bahwa agresi Zionis Israel selama berbulan-bulan dan pembatasan bantuan kemanusiaan telah meruntuhkan sistem pangan dan kesehatan mengakibatkan bencana bagi anak-anak dan keluarga mereka di Gaza.
“Ini adalah bukti betapa mengerikannya dampak konflik dan blokade terhadap kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan anak-anak – dan cepatnya hal ini menempatkan anak-anak pada risiko kekurangan gizi yang mengancam jiwa,” kata UNICEF.
Baca Juga: Perlawanan di Jabalia: 3 Tentara Israel Tewas, 18 Terluka
Laporan tersebut juga menyebut, sekitar 181 juta anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia mengalami krisis pangan yang parah, sehingga 50% lebih mungkin mengalami malnutrisi yang mengancam jiwa.
“Anak-anak yang hidup dalam kemiskinan pangan yang parah adalah anak-anak yang berada di ambang kemiskinan. Saat ini, hal tersebut merupakan kenyataan yang dialami jutaan anak, dan hal ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan, dan perkembangan otak mereka,” kata Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russel.
Russel menambahkan, anak-anak yang hanya mengonsumsi sedikit makan setiap hari memungkinkan lebih besar mengalami malnutrisi parah.
UNICEF juga meminta semua pemerintah dan mitra pembangunan serta kemanusiaan untuk bertindak memprioritaskan tindakan untuk mengakhiri krisis pangan anak.[]
Baca Juga: Pengamat Politik: Keadaan Memungkinkan Gencatan Senjata di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)