Dakha, Bangladesh, (MINA) – Kiriman pertama pasokan darurat UNICEF untuk ratusan ribu anak-anak Rohingya dan keluarga mereka telah tiba di ibukota Dhaka pada Ahad.
Menurut siaran pers, pesawat kargo tersebut tiba dengan 100 ton persediaan, yang berisi tablet pemurni air, perlengkapan kebersihan keluarga, bahan sanitasi, terpal plastik, dan perlengkapan rekreasi untuk anak-anak di antara barang-barang lainnya.
Sejak 25 Agustus, lebih dari 429.000 Rohingya telah menyeberang dari negara bagian Myanmar di Rakhine ke Bangladesh, menurut badan migrasi PBB, demikian laporan Anadolu Agency yang dikutip MINA.
Para pengungsi tersebut melarikan diri dari operasi keamanan baru di mana pasukan keamanan dan gerombolan Buddha membunuh pria, wanita dan anak-anak, menjarah rumah dan membakar desa Rohingya. Menurut Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hasan Mahmood Ali, sekitar 3.000 orang Rohingya tewas dalam kekerasan tersebut.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Edouard Beigbeder, perwakilan UNICEF di Bangladesh, mengatakan, “memastikan bahwa anak-anak dan keluarga memiliki air bersih untuk minum dan mencuci sangat penting guna melindungi mereka dari diare dan penyakit yang ditularkan melalui air lainnya.”
“Ini adalah ancaman yang sangat nyata mengingat situasi saat ini di kamp-kamp dan permukiman darurat dimana Rohingya sekarang tinggal, terutama di tengah hujan deras,’ tambahnya.
Dia mengatakan, kiriman berikutnya yang terdiri dari tas sekolah, tenda, perlengkapan pengembangan anak usia dini, perlengkapan kebersihan keluarga, terpal dan bahan gizi juga dalam perjalanan ke Bangladesh.
Pasokan tersebut akan dikirimkan dengan truk ke kota selatan Cox’s Bazar, di mana sebuah respon internasional yang meluas dimobilisasi untuk mengatasi penderitaan akibat meningkatnya jumlah pengungsi Rohingya yang tiba di Bangladesh.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
UNICEF mencari dana tambahan sebesar $ 7,3 juta untuk pekerjaannya di Bangladesh selatan selama tiga bulan ke depan.
Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai orang-orang yang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi ketakutan yang meningkat atas serangan tersebut sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012. (T/R13/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai