New York, MINA – Gambaran tragis terhampar di depan mata. Gaza kini telah berubah menjadi kota penuh ketakutan, pelarian, dan keheningan kematian. Kesaksian pilu itu disampaikan oleh Tess Ingram, Manajer Komunikasi UNICEF untuk Kantor Regional Timur Tengah dan Afrika Utara, saat memberikan pernyataan di PBB, New York, pada Kamis (4/9).
Dalam kunjungannya selama sembilan hari di Gaza City, Ingram menyaksikan langsung bagaimana keluarga-keluarga terus menerus kehilangan tempat berteduh.
“Mereka tiba hanya mengenakan pakaian di badan, sudah mengungsi berkali-kali,” katanya. “Saya melihat anak-anak terpisah dari orang tua, ibu-ibu yang kehilangan anaknya akibat kelaparan, bahkan anak-anak terbaring di rumah sakit dengan tubuh yang terkoyak oleh serpihan peluru.” Demikian laman UNICEF melaporkan.
Ingram memperingatkan bahwa seluruh dunia sekarang sedang membunyikan alarm terhadap potensi bencana yang mungkin menyelimuti hampir satu juta penduduk yang masih bertahan di kota tersebut.
Baca Juga: Menara Mushtaha Runtuh Dihantam Serangan Udara Israel, Warga Gaza Panik dan Mengungsi
“Bencana yang tak terpikirkan ini bukan sekadar kemungkinan di masa depan; ia sudah dimulai,” ungkapnya.
Sementara itu, lembaga bantuan kemanusiaan tengah berjuang menahan banjir penderitaan yang terus menggulir. Dari 92 pusat pengobatan gizi rawat jalan yang disokong oleh UNICEF, hanya 44 yang masih berfungsi, menggambarkan betapa rapingnya harapan bagi anak-anak malnutrisi demi mempertahankan hidup.
Situasi Gaza juga kian memprihatinkan di sektor medis. Rumah sakit-rumah sakit utama, terutama unit perawatan bayi baru lahir, kini beroperasi dengan kapasitas hingga 200 persen, sementara pasokan listrik dan obat-obatan kritis di ujung tanduk.
UNICEF terus mendesak berbagai pihak, mulai dari pemerintah Israel, Hamas, hingga komunitas internasional untuk membuka akses pangan dan bantuan medis, meninjau ulang aturan pertempuran yang melindungi warga sipil, serta segera menegakkan gencatan senjata.
Baca Juga: Emirat Hebron, Skema Baru Israel untuk Caplok Tepi Barat
“Tanpa aksi segera, mimpi buruk ini akan berulang, dengan lebih banyak anak yang kelaparan. Ini sepenuhnya bisa dicegah,” kata Ingram. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komisi Eropa: Perang Israel di Gaza Adalah Genosida