Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

UNICEF: Gaza City Jadi Kota Tak Bernyawa, Anak-Anak Berjuang di Tengah Trauma dan Kelaparan

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - Jumat, 5 September 2025 - 23:39 WIB

Jumat, 5 September 2025 - 23:39 WIB

15 Views

(Ilustrasi) Anak-anak Gaza kelelahan saat mengantre air. (Foto: TRT World)

New York, MINA – Gambaran tragis terhampar di depan mata. Gaza kini telah berubah menjadi kota penuh ketakutan, pelarian, dan keheningan kematian. Kesaksian pilu itu disampaikan oleh Tess Ingram, Manajer Komunikasi UNICEF untuk Kantor Regional Timur Tengah dan Afrika Utara, saat memberikan pernyataan di PBB, New York, pada Kamis (4/9).

Dalam kunjungannya selama sembilan hari di Gaza City, Ingram menyaksikan langsung bagaimana keluarga-keluarga terus menerus kehilangan tempat berteduh.

“Mereka tiba hanya mengenakan pakaian di badan, sudah mengungsi berkali-kali,” katanya. “Saya melihat anak-anak terpisah dari orang tua, ibu-ibu yang kehilangan anaknya akibat kelaparan, bahkan anak-anak terbaring di rumah sakit dengan tubuh yang terkoyak oleh serpihan peluru.” Demikian laman UNICEF melaporkan.

Ingram memperingatkan bahwa seluruh dunia sekarang sedang membunyikan alarm terhadap potensi bencana yang mungkin menyelimuti hampir satu juta penduduk yang masih bertahan di kota tersebut.

Baca Juga: Zionis Serang Rumah Sakit yang Rawat 12 Bayi Prematur

“Bencana yang tak terpikirkan ini bukan sekadar kemungkinan di masa depan; ia sudah dimulai,” ungkapnya.

Sementara itu, lembaga bantuan kemanusiaan tengah berjuang menahan banjir penderitaan yang terus menggulir. Dari 92 pusat pengobatan gizi rawat jalan yang disokong oleh UNICEF, hanya 44 yang masih berfungsi, menggambarkan betapa rapingnya harapan bagi anak-anak malnutrisi demi mempertahankan hidup.

Situasi Gaza juga kian memprihatinkan di sektor medis. Rumah sakit-rumah sakit utama, terutama unit perawatan bayi baru lahir, kini beroperasi dengan kapasitas hingga 200 persen, sementara pasokan listrik dan obat-obatan kritis di ujung tanduk.

UNICEF terus mendesak berbagai pihak, mulai dari pemerintah Israel, Hamas, hingga komunitas internasional untuk membuka akses pangan dan bantuan medis, meninjau ulang aturan pertempuran yang melindungi warga sipil, serta segera menegakkan gencatan senjata.

Baca Juga: Drone Zionis Jatuhkan Kotak Bensin ke Tenda-Tenda Pengungsi Gaza

“Tanpa aksi segera, mimpi buruk ini akan berulang, dengan lebih banyak anak yang kelaparan. Ini sepenuhnya bisa dicegah,” kata Ingram.  []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Pejuang Palestina Hilang Kontak dengan Dua Sandera Akibat Serangan Israel

Rekomendasi untuk Anda