Gaza, MINA – Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) pada Senin (19/2) melaporkan bahwa meningkatnya kekurangan gizi di kalangan anak-anak, perempuan hamil dan menyusui di Jalur Gaza, Palestina menimbulkan ancaman besar bagi kesehatan mereka.
“Saat konflik yang sedang berlangsung di Jalur Gaza memasuki pekan ke-20, makanan dan air bersih menjadi sangat langka dan penyakit merajalela, sehingga membahayakan nutrisi dan kekebalan tubuh perempuan dan anak-anak serta mengakibatkan lonjakan malnutrisi akut,” katanya Wakil Direktur Eksekutif UNICEF untuk Aksi Kemanusiaan dan Operasi Pasokan Ted Chaiban dalam sebuah pernyataan, dilansir Anadolu.
“Situasi ini sangat serius di wilayah utara, di mana satu dari enam anak di bawah usia dua tahun mengalami kekurangan gizi akut,” tambahnya.
Menurut UNICEF, pemeriksaan serupa dilakukan di Gaza selatan di Rafah, di mana bantuan lebih banyak tersedia, dan ditemukan 5% anak di bawah dua tahun mengalami kekurangan gizi akut.
Baca Juga: Palestina Hadapi Musim Dingin, Lazismu Kirimkan Pakaian Hangat
“Ini adalah bukti nyata bahwa akses terhadap bantuan kemanusiaan diperlukan dan dapat membantu mencegah dampak terburuk. Hal ini juga memperkuat seruan lembaga-lembaga tersebut untuk melindungi Rafah dari ancaman operasi militer yang intensif,” jelasnya.
Chaiban menambahkan, Jalur Gaza siap menyaksikan ledakan kematian anak-anak yang sebenarnya bisa dicegah, yang akan menambah tingkat kematian anak-anak di Gaza yang sudah tidak tertahankan lagi.
“Kami telah memperingatkan selama berminggu-minggu bahwa Jalur Gaza berada di ambang krisis nutrisi. Jika konflik tidak berakhir sekarang, gizi anak-anak akan terus menurun, menyebabkan kematian atau masalah kesehatan yang dapat dicegah yang akan mempengaruhi anak-anak Gaza selama sisa hidup mereka dan berpotensi menimbulkan konsekuensi antargenerasi,” kata Chaiban.
Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan yang dilakukan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Baca Juga: Agresi Israel di Gaza Akibatkan Jutaan Ton Puing Terkontaminasi Zat Berbahaya
Pemboman Israel yang terjadi kemudian telah menewaskan hampir 29.092 orang dan melukai sekitar 69.028 orang disertai kehancuran massal dan kekurangan bahan-bahan kebutuhan pokok.
Perang Israel di Gaza telah menyebabkan 85% penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.(T/R5/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemerintah Palestina Kecam Veto AS, Serukan PBB Akhiri Genosida di Gaza