Abu Dhabi, 6 Rabiul Awwal 1437/16 Januari 2016 (MINA) – Penggunaan kelaparan sebagai senjata dalam perang saudara di Suriah adalah kejahatan perang, demikian dinyatakan Sekjen PBB Bank Ki-Moon tentang dahsyatnya kelaparan yang terjadi di kota Madaya yang dikepung pasukan Pemerintah Suriah.
Lembaga untuk Dana Anak-anak PBB, UNICEF, menyaksikan kasus gizi buruk di kalangan anak-anak di Madaya, sebuah kota Suriah yang terkepung dan dilanda kelaparan, dan kematian seorang remaja penderita gizi buruk “di depan mata kita”, beberapa jam setelah Sekjen PBB, Ban Ki-moon, menyatakan penggunaan kelaparan sebagai senjata dalam perang saudara di negara itu sebagai kejahatan perang.
Hanaa Singer, perwakilan UNICEF di Suriah, mengatakan dalam sebuah pernyataannya, Jumat, bahwa pemuda berusia 16 tahun yang diidentifikasi sebagai Ali meninggal dunia Kamis akibat gizi buruk di klinik kota tersebut, Mi’raj Islamic News Agency (MINA), dengan mengutip WAM, melaporkan.
“UNICEF sangat sedih dan terkejut menyaksikan kematian Ali, seorang remaja berusia 16 tahun penderita gizi buruk yang meninggal di klinik kota di depan mata kita. Hal yang tak dapat diterima adalah peristiwa tragis ini terjadi pada abad ke-21,” kata URNWA.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
Truk PBB dan organisasi kemanusiaan lainnya memasuki Madaya, Kamis untuk kedua kalinya sepekan setelah beredarnya laporan kelaparan. Kota ini telah dikepung selama berbulan-bulan oleh pasukan rezim Bashar Assad dan kelompok teroris Lebanon Hizbullah.
Dua wilayah lainnya, Foua dan Kefraya, di Suriah utara juga tercakup dalam operasi bantuan pada Kamis.
Singer mengatakan para petugas bantuan bertemu di Madaya dengan orang-orang yang “lelah dan sangat lemah.”
Kamis sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, mengatakan warga di kota yang dikuasai pemberontak dan telah dikepung oleh pasukan pemerintah selama beberapa bulan, sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
“Perkenankan saya menyatakan,” kata Ban kepada wartawan di New York, “penggunaan kelaparan sebagai senjata adalah kejahatan perang.”
Madaya, sebuah kota berpenduduk sekitar 40.000 di dekat perbatasan Suriah dan Lebanon, telah dikepung pasukan rezim Bashar Assad dan milisi Hizbullah Lebanon selama berbulan. Gambar mengerikan para penduduk setempat yang kurus kering, tinggal tulang berbalut kulit, memicu kecaman internasional dan mendorong rezim Assad menyepakati masuknya bantuan
ke Madaya pada pekan lalu. (T/R07/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina