Khartoum, MINA – Dana Darurat Anak Internasional PBB (UNICEF) dalam sebuah pernyataan menyebut, lebih dari satu juta anak baru-baru ini mengungsi akibat konflik selama dua bulan di Sudan.
Seperti dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu (17/6), organisasi PBB tersebut mendesak masyarakat internasional untuk melindungi anak-anak Sudan yang terjebak dalam “mimpi buruk”.
Pernyataan tersebut menegaskan, lebih dari 13,6 juta anak sangat membutuhkan dukungan kemanusiaan untuk menyelamatkan jiwa di Sudan, termasuk air, kesehatan, nutrisi dan perlindungan.
UNICEF mengatakan, ini adalah jumlah tercatat tertinggi di negara tersebut sejak konflik dimulai pada pertengahan April.
Baca Juga: Masjid dan Sekolah di London Jadi Target Vandalisme
“Masa depan Sudan terancam, dan kami tidak dapat menerima kehilangan dan penderitaan anak-anak yang berkelanjutan,” kata Mandip O’Brien, perwakilan UNICEF di Khartoum.
“Anak-anak Sudan hidup dalam mimpi buruk yang tak berkesudahan, menanggung beban krisis kekerasan yang tidak dapat mereka tangani. Mereka terkena tembakan, cedera, pelecehan, pemindahan, dan kekurangan gizi,” tambahnya.
O’Brien menekankan, situasi di Darfur menjadi perhatian khusus, di tengah gangguan komunikasi yang berkelanjutan dan pembatasan pergerakan.
Sejak pertengahan April, Khartoum dan kota-kota lain telah menyaksikan bentrokan antara Angkatan Darat, yang dipimpin oleh Abdel Fattah Al-Burhan dan Pasukan Pendukung Cepat, yang dipimpin oleh Mohamed Hamdan Dagalo yang mengakibatkan ratusan korban jiwa dan ribuan luka.
Baca Juga: Mesir Bersiap Operasikan Penyeberangan Rafah
Selain itu, ada sekitar 2,2 juta pengungsi internal, termasuk hampir setengah juta pengungsi, di salah satu negara termiskin di dunia. (T/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dubes Saudi untuk Inggris: Tidak Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Palestina