Universitas Al-Khairiyah, dari Cilegon untuk Provinsi Banten

Oleh: Aat Surya Safaat, Wartawan Senior, Konsultan Komunikasi*

Cilegon, – Setelah menunggu sekian lama, warga Kota Cilegon boleh berbangga karena di Kota Baja itu kini telah hadir satu universitas yang akan turut memberikan andil bagi kemajuan Provinsi Banten, yakni (Unival).

Unival yang diyakini akan menjadi salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di Provinsi Banten itu berkomitmen untuk menyediakan sumber daya manusia (SDM) handal yang siap memberi andil bagi kemajuan Kota Cilegon khususnya, dan Provinsi Banten pada umumnya.

Maka, tak heran Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Jawa Barat dan Banten Prof. Dr. Uman Suherman AS., M.Pd. menyatakan harapan sekaligus optimismenya bahwa Unival akan dapat mencetak SDM yang unggul dan berkualitas.

Pernyataan tersebut disampaikan Prof. Uman pada serah terima Surat Keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait penggabungan Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-khairiyah menjadi Universitas Al-Khairiyah (Unival) pada 24 Januari 2021.

Izin berdirinya Unival itu tercantum dalam Surat Keputusan Nomor 1247/M/2020 yang dikeluarkan Mendikbud serta diserahkan secara resmi oleh Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat dan Banten kepada Yayasan Al-Khairiyah yang diwakili oleh Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Al-Khairiyah H. Ali Mujahidin, SH.I.

Prof. Uman juga menyatakan optimismenya bahwa Unival akan mendapatkan akreditasi yang baik dengan berkaca pada dua sekolah tinggi sebelumnya (STIKOM dan STIE Al-khairiyah) yang mempunyai akreditasi bagus.

Akreditasi itu sendiri adalah jaminan mutu yang ada di kampus serta merupakan pengakuan dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) terhadap lembaga pendidikan setelah dinilai bahwa lembaga itu memenuhi syarat kebakuan atau kriteria tertentu.

Terkait berdirinya Unival, Ketua Umum PB Al-Khairiyah menyatakan bersyukur bahwa setelah melalui proses panjang selama tiga tahun, yayasan yang dipimpinnya di Kota Baja atau Kota Industri itu akhirnya berhasil dalam melaksanakan suksesi perubahan dari Sekolah Tinggi menjadi Universitas.

Unival mempunyai tiga fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dengan dua program studi (prodi), yakni Prodi Manajemen dan Prodi Akuntansi; Fakultas Ilmu Komputer (FIK) dengan Prodi Teknik Informatika dan Prodi Manajemen Informatika; dan Fakultas Teknik (FT) dengan Prodi Teknik Kimia dan Prodi Teknik Industri.

Sementara itu khusus penggabungan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Khairiyah ke Unival akan dilakukan menyusul karena selama ini STIT berada di bawah binaan Kementerian Agama.

Ketua Umum PB Al-Khairiyah menyatakan optimismenya bahwa Unival dengan konsep Kampus Merdeka akan dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan pendidikan tinggi dengan biaya terjangkau.

Ali Mujahidin juga mengemukakan, Unival yang menjadi kebanggaan keluarga besar Al-Khairiyah itu sudah mulai membuka pendaftaran bagi mahasiswa baru secara online sambil terus melengkapi sarana dan prasarana dari gedung hingga laboratorium keteknikan.

Meneladani Brigjen KH Syam’un

Lembaga pendidikan Al-Khairiyah sendiri didirikan oleh tokoh pendidikan yang juga pejuang kemerdekaan, Brigjen KH Syam’un pada 1916 dalam bentuk pengajian yang kemudian pada 5 Mei 1925 dimantapkan menjadi organisasi yang lebih terstruktur dan formal.

Nama “Al-Khairiyah” diambil dari sebuah nama bendungan di Sungai Nil Mesir, dengan harapan dapat menambah semangat juang KH Syam’un dalam dunia pendidikan serta membawa manfaat yang besar bagi masyarakat, agama dan negara, sebagaimana bendungan tersebut yang memberi manfaat bagi masyarakat Mesir.

KH Syam’un yang lahir pada 05 April 1894 di kampung Beji, Desa Bojonegara, Kecamatan Bojonegara Kabupaten Serang yang saat itu masih berupa Keresidenan Banten dan masuk ke dalam Provinsi Jawa Barat telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi pada November 2018.

Ketua Umum PB Al-Khairiyah Ali Mujahidin selaku cucu dari KH Syam’un berharap agar anak-anak didik di lingkungan Al-Khairiyah, tentunya termasuk para mahasiswa Unival dapat meneladani semangat juang Pahlawan Nasional tersebut dalam kiprahnya memajukan masyarakat, agama, dan negara.

KH Syam’un dalam perjalanan hidupnya juga dikenal sangat menghargai waktu serta selalu berpikir positif, holistik (sinergis), strategis, proaktif, antisipatif, sistematis, dan egaliter serta selalu siap melayani dan memberikan keteladanan.

Pahlawan Nasional Brigjen KH Syam’un itu sendiri adalah keturunan dari KH Wasid, seorang ulama dan tokoh perlawanan para petani Banten terhadap pemerintah kolonial Belanda pada 1888.

Kunci Kemajuan

Terkait upaya memajukan pendidikan di lingkungan Unival, kunci kemajuan akan lebih banyak ditentukan oleh manusianya sebagai sumberdaya utama, khususnya para pengajarnya.

Para dosen di universitas terbaru di Provinsi Banten itu seyogianya harus terus belajar, meskipun mereka telah mencapai gelar akademik tertinggi, terutama dengan merawat jejaring dengan lingkungan profesional serta dibekali akses informasi dan pengetahuan baru secara terus-menerus melalui jaringan teknologi kampus.

Tetapi perlu dicatat bahwa fasilitas belajar-mengajar yang dibutuhkan juga harus memadai, termasuk ruangan untuk dosen, ruang laboratorium, dan sistem informasi (database) berbasis teknologi informasi.

Di sisi lain, sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, para pengajar di Unival dituntut untuk terus meningkatkan kompetensinya sesuai dengan tuntutan profesi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Semua kompetensi itu harus diusahakan supaya dimiliki secara komprehensif (menyeluruh), sehingga dalam menghadapi situasi dan kondisi apapun para dosen di semua fakultas di Unival diharapkan tetap dapat menjalankan tugasnya secara bertanggungjawab dan profesional.

Misalnya, di tengah keterbatasan akibat adanya wabah COVID-19, para dosen Unival tetap melakukan aktivitas pembelajaran melalui media daring. Di sisi lain, banyaknya waktu luang harus dimanfaatkan untuk melakukan penelitian, menulis untuk jurnal ilmiah atau menulis artikel untuk dipublikasikan di media massa.

Semakin banyak dosen di suatu perguruan tinggi yang menulis di jurnal-jurnal ilmiah nasional dan internasional serta di media massa lokal dan nasional, dengan sendirinya akan semakin naik pula reputasi dan citra perguruan tinggi tersebut, baik secara lokal dan nasional maupun bahkan secara internasional.

Oleh karena itu pula pimpinan Unival nanti perlu memberikan apresiasi yang layak dan proporsional kepada para pengajarnya yang profesional dan berintegritas, yaitu para dosen yang memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Tidak dapat dipungkiri, ketersediaan tenaga pengajar yang profesional dan berintegritas adalah sebuah keniscayaan agar Unival menghasilkan lulusan yang dapat memberikan andil bagi kemajuan Kota Cilegon khususnya serta Provinsi Banten pada umumnya.(AK/ASS/R1)

Mi’raj News Agency (MINA) 

*Penulis Aat Surya Safaat adalah Ketua Bidang Luar Negeri Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang juga Asesor Uji Kompetensi Wartawan Persatuan Wartawan Indonesia (UKW-PWI). Wartawan Senior dan Konsultan Komunikasi kelahiran Pandeglang Banten itu juga pernah menjadi Kepala Biro Kantor Berita ANTARA di New York (1993-1998) dan Direktur Pemberitaan ANTARA (2016-2017).