Yerusalem, MINA – Universitas Al-Quds di Yerusalem Timur mampu menciptakan prototipe inovatif ventilator (alat bantu pernafasan) yang terkoneksi dengan sistem komputerisasi.
Rektor Universitas Al-Quds, Prof Imad Abu Kishek mengumumkan, universitasnya telah “berhasil memproduksi ventilator yang sepenuhnya terkomputerisasi dan dapat menjadi alternatif untuk mengatasi kekurangan di Palestina”. Palestine Chronicle melaporkan, Rabu (8/4).
Rektor berharap, terobosan itu terjadi pada saat kritis bagi Palestina, yang sedang berjuang mencegah penyebaran Covid-19, dan semakin banyak pembatasan yang diberlakukan oleh militer Israel.
“Prototipe yang dirancang oleh Fakulras Kedokteran dan Teknik ditargetka akan akan menjadi ventilator komersial standar dengan harga relatif murah,” ujar Abu Kishek, tanpa menyebut angka harganya.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Menurutnya, ventilator itu menjadi penemuan paling penting dan tepat waktu bagi Palestina.
Selanjutnya, ventilator siap untuk diproduksi segera setelah Institut Standar Palestina (PSI) memberikan persetujuan akhir untuk prototipe.
Kementerian Kesehatan Palestina telah melaporkan bahwa hanya 250 ventilator medis tersedia di seluruh rumah sakit Palestina dan dua pertiga dari mesin ini sudah digunakan.
Direktur PSI Haidar Hijjeh menyatakan akan mempercepat prosedur persetujuan, ketika ia memeriksa prototipe pada 4 April bersama dengan tim yang terdiri dari delapan ahli lainnya.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Persetujuan final sedang menunggu tes lebih lanjut yang diharapkan akan selesai dalam pecan ini,” ujarnya. (T/RS2/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon