New Delhi, MINA – Untuk pertama kalinya dalam sejarah Departemen Ilmu Politik Universitas Delhi telah mengusulkan “Islam dan Hubungan Internasional” untuk diajarkan di tingkat pascasarjana.
Namun draft masih menunggu keputusan dari Academic Council (AC), seperti dilaporkan News18, Selasa (30/10).
Usulan ini bermaksud untuk memperkenalkan kepada mahasiswa pada isu-isu teoretis, konseptual dan filosofis sebagai peta jalan memahami hubungan antara sejarah, budaya dan teologi Islam.
“Perlunya proses-proses terstruktur Islam dalam fungsi hubungan internasional,” bunyi pernyataan.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Profesor Sanjeev Kumar, yang merancang draft itu, mengatakan, “Tidak ada pertentangan, walaupun ada masukan termasuk agama-agama lain juga perlu diajarkan”.
Dia berharap bahwa usulan akan mendapatkan persetujuan dari di AC.
Kumar percaya bahwa argumen ini termasuk agama-agama lain dibuat “untuk mempermudah gagasan memiliki keilmuan dalam Islam”.
“Agama-agama lain juga dapat diajarkan dalam desain yang berbeda. Mungkin sebuah kursus tentang perbandingan agama-agama,“ lanjutnya.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Dia lebih jauh menekankan bahwa hubungan internasional bukan hanya tentang hubungan antara dua negara, tetapi juga tentang budaya, identitas dan perbedaan.
“Mengapa radikalisme Islam telah menyebar lebih luas dibandingkan dengan yang lain? Ini karena pandangan sepotong, terutama AS dan Eropa, yang ikut campur dengan itu,” katanya. (T/RS2/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan