Jakarta, MINA – Fakultas Sastra Unversitas Pamulang (Unpam) menyelenggarakan konferensi Internasional Linguistik, Pengajaran Bahasa, Sastra dan Budaya ketiga atau The 3rd Indonesia International Conference on Linguistics, Language Teaching, Literature dan Culture (ICLLTIC) di Tangerang mulai Sabtu (20/7).
Konferensi dengan tema “Embracing Industrial Revolution 4.0” tersebut menghadirkan pembicara-pembicara ahli bahasa dari beberapa negara, seperti Australia, Belanda, India, Inggris, Malaysia dan Indonesia.
Rektor Universitas Pamulang, Dr. Dayat Hidayat dalam sambutan pada acara pembukaan mengatakan, sangat bangga Fakultas Sastra punya keberanian yang tinggi untuk mengadakan konferensi internasional hingga yang ketiga.
“Ke depan perguruan tinggi dituntut untuk mengadakan seminar internasional seperti ini,” ujarnya.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Sementara itu, Prof. Uman Suherman, Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jabar-Banten secara resmi membuka konferensi internasional tersebut, dalam sambutannya mengatakan, bahasa bukan hanya sebagai alat komunikasi tapi juga sebagai kajian analisis ilmu pengetahuan.
“Bahasa bisa menjadi bahasan utama yang kita kembangkan setiap waktu, jadi setiap apa yang kita lakukan dan publikasikan bisa jadi pengetahuan,” kata Prof Suherman.
Ia juga berharap, penyelenggaraan konferensi atau seminar seperti ini bukan hanya formalitas saja, tapi juga menjadi budaya akademik.
Sementara itu, Prof Joko Nurkamto dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang bertindak sebagai pembicara kunci dalam konferensi tersebut menjelaskan tentang cara mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulum atau pengajaran bahasa.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Ia menyampaikan, perguruan tinggi perlu melakukan reorientasi kurikulum agar relevan dengan perkembangan teknologi dan zaman.
Konferensi internasional tersebut dihadiri oleh ribuan mahasiswa Program Studi Sastra Inggris dan Indonesia Unpam yang berlangsung dari pagi hingga sore selama dua hari.
Selain menghadirkan pembicara asing, kegiatan akademik tersebut juga menghadirkan narasumber dari universitas ternama dalam negeri, seperti dari Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. (L/Sj/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September