Paris, 15 Jumadil Awwal 1436/6 Maret 2015 (MINA) – Dalam upaya melawan munculnya ide-ide ekstremis Islam, Perdana Menteri Perancis Manuel Valls mengumumkan keputusan untuk melipatgandakan jumlah program pelajaran di universitas untuk mengajarkan tentang Islam.
Dalam laporan IBT, Valls mengumumkan di timur kota Strasbourgh pada Selasa (3/3), Pendidikan merupakan cara memberantas kebodohan atas tuduhan ekstrimisme Islam.
IA menambahkan, bahwa program tersebut dibiayai oleh negara, OnIslam melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.
Valls mengataka, bahwa program baru pada studi Islam dan teologi akan dikembangkan, dan bahwa penyebaran nilai-nilai di Perancis adalah cara terbaik untuk memerangi ekstremisme.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
“Satu-satunya respon terhadap bahaya yang kita hadapi adalah Republik Perancis,” kata Valls.
Ini berarti penerimaan peran negara, meningkatkan pendidikan, petingnya perguruan tinggi, dan pemahaman kecerdasan, sangat penting, paparnya.
Dia menambahkan, bahwa pemerintah tidak akan mendorong undang-undang baru untuk mendefinisikan Islam, tetapi mempersilakan secara bebas kepada komunitas Muslim.
“Tidak ada keputusan atau arahan pemerintah untuk mendefinisikan apa arti Islam,” ujar Valls.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Menurutnya, pemerintahnya tidak akan pernah mencoba untuk mengambil kendali dari agama.
Walaupun menurutnya di negaranya baru saja terjadi serangan teror di Paris pada Januari lalu, yang menewaskan 17 warga, termasuk dua orang Muslim, seorang wartawan dan polisi.
Muslim Perancis menyerukan, mengkriminalisasikan agama Islam hanya akan meningkatkan kemarahan Muslim di seluruh dunia, seperti kasus Charlie Hebdo yang mempublikasikan kartun baru Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam. (T/P007/P4).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas