
Israel di Spanyol.(Foto: gatestoneinstituete.org)" width="300" height="207" /> Kampanye gerakan boikot Israel di Spanyol.(Foto: gatestoneinstituete.org)
Barcelona, 11 Rabi’ul Awwal 1437/22 Desember 2015 (MINA) – The Central University of Barcelona (UAB) mengumumkan keputusan untuk memboikot universitas Israel dan lembaga yang memiliki hubungan, baik langsung maupun tidak langsung, dengan pendudukan Palestina.
Universitas bergabung dengan inisiatif internasional “Tempat tanpa Rasisme” diluncurkan oleh ratusan lembaga resmi dan universitas di seluruh dunia, sebagai bagian dari gerakan Boikot, Penghentian Saham, dan Sanksi (The Boycott, Divestment and Sanctions/BDS), demikian laporan Middle East Monitor (MEMO) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa.
Gerakan global BDS yang beroperasi di puluhan negara-negara Eropa dan Amerika, Afrika dan Australia, yang telah menjadi kekhawatiran nyata bagi Israel .
Di Spanyol, gerakan BDS dibentuk pada tahun 2007, dan mempromosikan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan faciliataion solidaritas dan kesadaran. Gerakan ini bertindak efektif terhadap lobi Israel melalui bisnis, sanksi budaya dan akademis, dan telah dipanen banyak prestasi di bidang ini.
Baca Juga: Kepala Delegasi Uni Eropa Puas dengan Pertemuan Menteri Dalam Negeri Suriah
Di Spanyol, kampanye global BDS untuk memboikot Israel dimulai pada tahun 2007 guna mempromosikan segala bentuk boikot terhadap pendudukan Israel, menargetkan serikat serta lembaga-lembaga politik, akademis dan budaya.
Kepulauan Canary mengadopsi boikot Israel dua pekan lalu, saat kunjungan Duta Besar Negara Palestina di Spanyol, Kefah Odeh, dalam perayaan Hari Internasional Solidaritas dengan Rakyat Palestina baru-baru ini.
Sementara Sevilla dan puluhan kota lainnya di Spanyol telah mengadopsi gerakan boikot dalam mendukung perjuangan Palestina dan kegiatan BDS terhadap otoritas pendudukan Israel.(T/R05/P2)
Baca Juga: UNHCR: 400.000 Pengungsi Suriah Kembali ke Tanah Airnya
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Putin Bertemu Utusan Khusus AS Bahas Solusi Koflik Ukraina