Jakarta, 28 Shafar 1437/10 Desember 2015 (MINA) – Universitas YARSI mengangkat isu halal dalam konferensi ilmiah World Academic and Research Congress 2015 (World-AR 2015) yang mengundang pembicara dari lima negara serantau, di Auditorium Ar-Rahim, Universitas Yarsi, Jakarta, Kamis (10/12).
Konferensi ilmiah World-AR 2015 dibuka dengan pembicara kunci oleh Menteri Kesehatan RI yang diwakilkan Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Dalam konferensi ilmiah tersebut juga digelar diskusi panel dan presentasi ilmiah dari para ahli dalam maupun luar negeri, mengangkat tema “Towards Strengthening Economics and Halal Spectrums: Roles of Industry, Educators, Scholars and Researchers“.
Acara yang dilaksanakan atas kerjasama Universitas YARSI dan Kolej Universiti Islam Antarabangsa Selangor (KUIS) Malaysia itu mengundang pembicara yang kompeten di bidang Halal, antara lain Mulyorini (LPPOM MUI Indonesia), Shayaa Othman (Universal Crescent Malaysia), Winai Dahlan (The Halal Science Centre Chulangkorn University Thailand), Mohammad Alghzewat (Mutah University-Karak-Jordan Brunei Darussalam), dan Camad Hj. Ishmael Edres (Regional Director for South Luzon Filipina).
Baca Juga: BPJPH Tegaskan Kewajiban Sertifikasi Halal untuk Perlindungan Konsumen
Anna Priangani Roswiem selaku Kepala Pusat Penelitian Halal Universitas YARSI, menyampaikan World-AR 2015 punya beberapa tujuan. Di antaranya meningkatkan pengetahuan peserta akan halal di berbagai bidang, diskusi hasil penelitian halal dari berbagai bidang ilmu, mengadakan kerjasama penelitian sekaligus MOU antar institusi peserta kongres dari Indonesia dan Malaysia.
“Dalam konferensi ini, para pembicara menyampaikan isu halal dari berbagai sisi. Baik ekonomi, agama, sains, regulasi hingga politik,” kata Anna saat konferensi pers.
Selain itu, rangkaian konferensi ilmiah itu juga disertai peresmian Lembaga Pemeriksaan Halal Universitas YARSI (LPH YARSI). Lembaga itu menjadi kelanjutan dari Pusat Penelitian Halal (Halal Research Centre/HRC) Universitas YARSI yang sudah lebih dulu hadir 15 Desember tahun lalu.
Keberadaan LPH-YARSI membantu Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dalam memeriksa, memverifikasi dan mengkaji produk dari produsen yang mau mendapat Sertifikasi Halal. Sekaligus melayani masyarakat dalam melakukan pemeriksaan kehalalan dan kethayyiban produk.
Baca Juga: BPJPH Tekankan Kembali Wajib Halal Telah Berlaku
Untuk menjalankan fungsinya, LPH YARSI ditunjang oleh HRC Universitas YARSI. HRC sudah dilengkapi berbagai peralatan modern untuk memeriksa kehalalan produk. Seperti Real Time PCR, LC-MS/MS dan lainnya.
Dalam konferensi pers turut hadir dr. Hj. Rika Yuliwulandari, M.Sc., P.hD., Wakil Rektor II Universitas YARSI. Menurutnya, Indonesia sebagai negara dengan jumlah Muslim terbesar di dunia belum menjadikan halal perhatian utama. Bahkan Indonesia dianggap masih kalah dengan negara-negara tetangga yang jumlah penduduk Muslim lebih kecil atau Muslim menjadi minoritas.
“Rasanya ini jadi tanggung jawab kita bersama. YARSI sebagai institusi Muslim merasa bertanggung jawab untuk ikut mengembangkan, mempromosikan, memicu kewaspadaan masyarakat serta menyediakan penelitian dan lembaga pemeriksaan halal,” pungkas Rika yang juga menjadi moderator World-AR 2015.(L/R05/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: UMK Wajib Sertifikasi Halal 17 Oktober 2026: Bagaimana dengan Produk Luar Negeri?