Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Unjuk Rasa Irak Dikhawatirkan Terus Bergolak

Syauqi S - Senin, 4 November 2019 - 12:21 WIB

Senin, 4 November 2019 - 12:21 WIB

5 Views ㅤ

Pemrotes Irak. (Foto: Murtaja Lateef/EPA)

Karbala, MINA – Puluhan ribu pengunjuk rasa telah berkumpul di pusat Tahrir Square di Baghdad dan di seluruh Irak selatan dalam beberapa hari terakhir, menyerukan perombakan sistem politik yang dibangun setelah invasi pimpinan Amerika Serikat pada 2003.

Para pengunjuk rasa juga mengambil alih sebuah menara besar di alun-alun yang kondisinya terabaikan setelah rusak dalam perang.

Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Feisal Istrabadi, mantan duta besar Irak untuk PBB dan direktur Pusat Studi Timur Tengah di Universitas Indiana, memperingatkan aksi kekerasan kemungkinan besar akan terus terjadi dan meluas.

“Yang sangat saya takutkan adalah apa yang akan terjadi selanjutnya,” ujarnya. Ia menambahkan, “Kita tidak memiliki cara untuk mengetahui apa yang akan terjadi setelah itu.”

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Istrabadi mengatakan, “hampir mustahil” bagi para pemimpin saat ini di Irak untuk memadamkan protes yang sedang berlangsung.

Terbaru, puluhan pemrotes di Irak menyerang konsulat Iran di kota suci Syiah Karbala pada Ahad (3/11) malam, membongkar penghalang beton yang mengelilingi gedung itu, menurunkan bendera Iran dan menggantinya dengan bendera Irak, kata saksi mata.

Pasukan keamanan menembak ke udara untuk membubarkan para pengunjuk rasa yang melemparkan batu dan membakar ban di sekitar gedung di sudut jalan di Karbala selatan Baghdad.

Tidak ada laporan langsung tentang korban dalam insiden itu, yang terjadi di tengah protes yang sedang berlangsung di ibu kota Baghdad dan provinsi-provinsi mayoritas Syiah di selatan.

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

Para saksi berbicara kepada The Associated Press dengan syarat anonim karena masalah keamanan.

Ada laporan otoritas pemerintah mengerahkan polisi di daerah tersebut.

Protes diarahkan pada sistem politik pascaperang dan sekelompok pemimpin elit yang dituduh warga Irak menjarah kekayaan negara sementara negara itu tumbuh semakin miskin.

Tetapi para pengunjuk rasa juga mengarahkan kemarahan mereka ke negara tetangga Iran dan milisi Syiah Irak yang kuat terikat padanya.

Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon

Protes antipemerintah di Karbala, Baghdad dan kota-kota di seluruh Irak selatan sering berubah menjadi kekerasan. Pasukan keamanan melepaskan tembakan dan pengunjuk rasa membakar gedung-gedung pemerintah dan markas besar milisi yang didukung Iran.

Lebih dari 250 orang telah tewas dalam tindakan keras oleh pasukan keamanan menyusul aksi protes yang membekap “Negeri 1.001 Malam”. (T/R11/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB

Rekomendasi untuk Anda