Gaza, MINA – Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan keprihatinan mendalam mengenai memburuknya kondisi anak-anak Palestina di Gaza, di tengah agresi militer Israel yang sedang berlangsung terhadap wilayah kantong yang terkepung tersebut.
Dalam pernyataannya, UNRWA menyoroti dampak buruk terhadap kehidupan anak-anak di Gaza, dengan mencatat bahwa minimal 17.000 anak di wilayah yang diblokade tidak berada dalam pengawasan orang dewasa atau terpisah dari keluarga mereka.
“Dengan [lebih dari] 70 persen rumah rusak atau hancur, sebagian besar [anak-anak] juga kehilangan rumah mereka. Sekolah telah menjadi tempat berlindung untuk kelangsungan hidup, bukan untuk pendidikan. Masa depan mereka perlu dilindungi,” kata UNRWA melalui platform X pada Ahad (28/4), dikutip MINA.
Perkembangan lainnya, Phillipe Lazzarini, Komisaris Jenderal UNRWA, menyatakan bahwa panas ekstrem di Gaza telah mengakibatkan kematian sedikitnya dua anak.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
“Kami menerima laporan setidaknya dua anak meninggal akibat panas,” tegas Lazzarini dalam keterangannya, melansir Al Mayadeen.
“Apa lagi yang harus ditanggung: kematian, kelaparan, penyakit, pengungsian, dan sekarang tinggal di bangunan mirip rumah kaca di bawah panas terik,” tambahnya.
Perlu dicatat bahwa gelombang panas yang terus-menerus dan intens berdampak pada lebih dari dua juta orang yang tinggal dalam kondisi sulit di Jalur Gaza, yang mengakibatkan banyak kematian, termasuk di antara anak-anak.
Koresponden Al Mayadeen melaporkan bahwa kamp pengungsi Bureij di timur mendapat tembakan keras dari pasukan pendudukan Israel, bersamaan dengan penembakan beberapa peluru artileri. Dia mencatat bahwa militer Israel juga melakukan serangan udara di kamp Nuseirat di Jalur Gaza tengah.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Al Mayadeen juga menyoroti bahwa kapal angkatan laut Israel melepaskan tembakan ke wilayah barat laut Kota Gaza. Selanjutnya, militer Israel melakukan penembakan gencar di beberapa lokasi di Jalur Gaza bagian utara.
Dalam perkembangan terkait, koresponden Al Mayadeen melaporkan bahwa serangan udara Israel terhadap sebuah apartemen perumahan di Rafah mengakibatkan korban jiwa, meningkatkan kekhawatiran atas keselamatan warga sipil di tengah ancaman Israel akan invasi Rafah yang akan segera terjadi.
Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan dalam laporan hariannya hari ini bahwa jumlah warga Palestina yang tewas di Gaza akibat perang genosida Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober kini mencapai 34.488 orang, ditambah 77.643 orang luka-luka.
Selain itu, laporan tersebut mengonfirmasi bahwa pasukan pendudukan Israel melakukan tiga pembantaian terhadap keluarga di Jalur Gaza, menewaskan 34 orang dan melukai 68 orang hanya dalam 24 jam.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Kementerian menekankan bahwa ribuan korban masih berada di bawah reruntuhan dan berserakan di jalan-jalan, karena pasukan pendudukan terus dengan sengaja mencegah ambulans dan kru pertahanan sipil menjangkau mereka.
Kantor Media Pemerintah Gaza telah melaporkan kerusakan parah akibat agresi Israel, mengungkapkan bahwa 103 sekolah, 243 masjid, dan 3 gereja telah hancur. Selain itu, 32 rumah sakit dan 53 puskesmas tidak beroperasi selama kurang lebih 7 bulan.
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon