Gaza, MINA – Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan biaya yang dibutuhkan satu keluarga untuk keluar dari Kota Gaza kini mencapai lebih dari US$3.000 atau sekitar Rp50 juta.
Dalam pernyataan di platform X, UNRWA menjelaskan tingginya biaya tersebut terjadi akibat kelangkaan bahan bakar, larangan tinggal di sejumlah wilayah, padatnya lokasi pengungsian, dan menurunnya pendapatan warga selama konflik yang telah berlangsung hampir dua tahun.
Berdasarkan data UNRWA, perkiraan biaya yang harus dikeluarkan setiap keluarga meliputi US$1.000 untuk transportasi, US$2.000 untuk pembelian tenda, serta sekitar US$180 untuk sewa lahan tempat mendirikan tenda.
“Tekanan keuangan dan kemanusiaan terus meningkat bagi mereka yang berusaha melarikan diri dari kekerasan,” tulis UNRWA, seperti dikutip Anadolu Agency, Sabtu (20/9).
Baca Juga: Warga Gaza Padati Wilayah Al-Mawasi, Dirikan Tenda dan Karung Pasir untuk Bertahan Hidup
UNRWA mendesak komunitas internasional segera meningkatkan dukungan kemanusiaan, untuk meringankan beban berat yang ditanggung keluarga-keluarga pengungsi.
Konflik yang terus berlangsung di Gaza sejak akhir 2023 telah menyebabkan lebih dari 1,9 juta warga terpaksa meninggalkan rumah mereka. Banyak dari mereka kini tinggal di wilayah selatan Gaza, termasuk di area pantai Al-Mawasi, yang ditetapkan Israel sebagai “zona aman”.
Namun, laporan Badan PBB untuk Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyebut, kondisi di lokasi pengungsian jauh dari kata layak. Pengungsi menghadapi kekurangan makanan, air bersih, layanan kesehatan, serta fasilitas penunjang lainnya.
Selain itu, jalur evakuasi yang tersedia sangat terbatas dan penuh risiko, sehingga biaya transportasi melonjak tajam. Situasi ini membuat banyak keluarga miskin Gaza tidak mampu keluar dari zona konflik dan terjebak di wilayah yang berbahaya. []
Baca Juga: Jelang Sidang Umum PBB, Malta Resmi Akui Negara Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)